Pembantu senior Gedung Putih, Jared Kushner setuju untuk berbicara dengan Komisi Intelijen Senat AS mengenai pertemuan yang dilakukannya dengan Rusia selama kampanye dan masa transisi presiden tahun lalu. Sementara itu, Presiden Donald Trump menambah lagi tugas yang sudah banyak dimiliki oleh menantu laki-lakinya itu.
Kushner, investor real estate generasi kedua yang menikahi anak perempuan Trump, Ivanka, akan memimpin Kantor Inovasi Amerika yang baru di Gedung Putih.
Kantor itu akan berupaya membuat pemerintah federal berjalan seperti bisnis yang efisien. Kantor baru itu akan beroperasi di bagian barat Gedung Putih di mana stafnya terdiri dari eksekutif bisnis mulai dari perusahaan seperti Microsoft , General Motors, dan bank investasi Goldman Sachs.
Pada konferensi pers hari Senin (27/3), juru bicara Gedung Putih menghindari pertanyaan mengenai apakah Kushner usia 36 tahun, seorang pendatang baru dalam pemerintahan memenuhi syarat untuk memimpin kantor itu.
Masalah-masalah berat yang sudah menjadi tanggung jawab Kushner termasuk proses perdamaian Timur Tengah dan menjadi penasihat utama mertuanya mengenai negara-negara seperti China dan Meksiko.
“Jika anda pernah berurusan dengan pemerintah dan mengetahui bagaimana ketinggalan jaman dan tidak modernnya beberapa hal ini, tidak melayani rakyat Amerika. Tidak melayani konstituen yang dimiliki departemen-departemen. Dan mengingat bagaimana kita memperoleh hal-hal yang berbeda, khususnya teknologi, ini penting,” kata Sean Spicer, juru bicara Gedung Putih.
Tantangannya berat. Stephen Goldsmith, Profesor dari Harvard University Kennedy School's Ash Center mengatakan, “Kita punya isu-isu birokrasi dan Kongres yang rumit tapi mempunyai upaya inovasi yang digerakkan di tingkat tertinggi pemerintah, saya kira memberi harapan akan membuat perubahan.”
Kantor baru yang akan dipimpin Kushner itu menurut mandat yang baru dirilis adalah untuk “meningkatkan kualitas hidup rakyat Amerika” dan “mendorong penciptaan lapangan kerja”. [my/ds]