Tautan-tautan Akses

Menhan Swedia: Tindakan China terhadap Filipina di Laut China Selatan Ancam Keamanan Global


Para personel Garda Pantai China menaiki kapal karet untuk menghalangi Garda Pantai Filipina di Laut China Selatan, Jumat, 7 Juni 2024. (Foto: Garda Pantai Filipina/AFP)
Para personel Garda Pantai China menaiki kapal karet untuk menghalangi Garda Pantai Filipina di Laut China Selatan, Jumat, 7 Juni 2024. (Foto: Garda Pantai Filipina/AFP)

Kepala pertahanan Swedia telah menyatakan kekhawatirannya atas manuver berbahaya yang berulang kali dilakukan Beijing terhadap kapal-kapal Filipina di Laut China Selatan. Dia mengatakan bahwa tindakan tersebut mengancam keamanan, merusak stabilitas dan menegaskan perlunya berinvestasi “demi keamanan dan kebebasan kita.”

Menteri Pertahanan Pal Jonson berbicara pada Kamis (6/6) malam dalam resepsi diplomatik di Manila untuk memperingati hari nasional Swedia setelah bertemu Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro Jr., mengenai perluasan hubungan pertahanan.

Swedia adalah salah satu sumber jet tempur supersonik yang mungkin akan dibeli Filipina ketika militernya mengalihkan fokus dari puluhan tahun memerangi pemberontakan komunis dan Muslim ke pertahanan teritorial.

“Izinkan saya menyampaikan keprihatinan saya yang mendalam atas manuver berbahaya yang berulang kali dilakukan terhadap kapal-kapal Filipina di Laut Filipina Barat dan Laut China Selatan,” kata Jonson. Dia tidak menyebut China dalam pidatonya, tetapi mendapat tepuk tangan dari hadirin yang mencakup para pejabat tinggi militer dan keamanan Filipina serta diplomat Barat dan Asia.

Jonson menggunakan nama yang diadopsi Filipina untuk wilayah perairan yang disebut zona ekonomi eksklusif yang membentang dari pantai barat hingga Laut China Selatan, yang diklaim Beijing secara keseluruhan dan dijaga ketat oleh penjaga pantai, angkatan laut, dan kapal lainnya.

Konfrontasi antara kapal-kapal pemerintah China dan Filipina mengenai dua perairan dangkal yang disengketakan telah berkobar sejak tahun lalu, sehingga menyebabkan pertikaian antara kedua negara.

Penggunaan meriam air oleh China telah merusak kapal-kapal Filipina, melukai beberapa personel angkatan laut Filipina, dan memperburuk hubungan diplomatik. Manila telah mengajukan protes diplomatik dan mempublikasikan tindakan China terhadap kapal garda pantai dan angkatan laut Filipina dalam upaya untuk mendapatkan dukungan internasional.

“Tindakan ini membahayakan nyawa manusia, merusak stabilitas regional dan hukum internasional, serta mengancam keamanan di kawasan dan sekitarnya,” kata Jonson.

“Ini bukan hanya ancaman terhadap keamanan nasional Anda, tetapi juga ancaman terhadap keamanan global kita bersama.”

Garda pantai Filipina terlambat melaporkan pada hari Jumat bahwa salah satu kapal berkecepatan tingginya dihadang dan dikepung oleh kapal-kapal garda pantai China ketika kapal tersebut mendekati pos teritorial Filipina di Berting Second Thomas pada 19 Mei untuk menjemput seorang pelaut militer Filipina yang sakit dari sebuah kapal angkatan laut. dikerahkan di dekat pos terdepan beting itu.

“Meskipun memberi tahu garda pantai China melalui radio dan sistem pemberitahuan publik tentang sifat kemanusiaan dari misi kami untuk evakuasi medis, mereka masih melakukan manuver berbahaya dan bahkan dengan sengaja menabrak kapal angkatan laut Filipina saat mengangkut personel yang sakit,” kata garda pantai Filipina.

Meskipun ada pemblokiran yang berbahaya, garda pantai Filipina mengatakan evakuasi medis berhasil dilakukan.

Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan bahwa China dapat mengizinkan Filipina untuk mengevakuasi personel “jika pihak Filipina memberi tahu China terlebih dahulu.”

Dia tidak menjelaskan apakah hal tersebut telah dilakukan dalam kasus ini dan memperingatkan bahwa China menentang upaya Filipina untuk menduduki beting tersebut secara permanen. [ab/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG