Menteri Luar Negeri Afghanistan Salahuddin Rabbani, dalam pidato pembukaannya hari Senin (18/1) dalam pertemuan delegasi Amerika, China, Pakistan, dan Afghanistan di Kabul, menekankan perlunya “garis merah” bagi peta jalan yang ampuh menuju perdamaian di Afghanistan.
Dalam menyebut secara tidak langsung perlunya pengurangan kekerasan di Afghanistan oleh kelompok-kelompok Taliban, ia menekankan bahwa rakyat Afghanistan tidak akan mendukung “proses yang berkepajangan tanpa hasil nyata.”
Ini adalah pertemuan kedua dari apa yang dengan resmi disebut Quadrilateral Coordination Group of Afghanistan yang dibentuk untuk membantu pengakhiran perang di Afghanistan. Pertemuan pertama diadakan di Islamabad pekan lalu.
Rabbani juga menyerukan kepada semua kelompok Taliban agar “menerima seruan kami akan perdamaian melalui dialog.” Sebegitu jauh tidak ada dari kelompok Taliban yang telah memberi indikasi kesediaan untuk berdialog dalam proses ini.
Babak pembicaraan perdamaian sebelumnya dengan Taliban bulan Juli macet setelah ada indikasi bahwa pemimpin mereka Mullah Omar telah meninggal dunia. Pemimpin baru mereka, Mullah Akhtar Mansoor, menghadapi tantangan interen terhadap wewenangnya yang menimbulkan peningkatan kekerasan di Afghanistan.
Pemerintah Afghanistan mengharapkan Pakistan menggunakan pengaruhnya terhadap kelompok-kelompok Taliban, yang para pemimpin mereka kabarnya di Pakistan, agar menurunkan tingkat kekerasan, dan menggunakan paksaan terhadap kelompok-kelompok yang tidak mau datang ke meja perundingan.
Pakistan mengatakan pengaruhnya terhadap Taliban “terbatas” dan penggunaan paksaan akan kontra-produktif sebelum semua langkah lain gagal. [gp].
