Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengakui bahwa Iran secara teknis mematuhi kesepakatan internasional untuk mengekang pengembangan senjata nuklirnya, namun ia mengemukakan bahwa Presiden Donald Trump ingin Kongres mengadopsi "strategi yang lebih lengkap" untuk memperbaiki apa yang dipandang pemimpin AS itu sebagai kekurangan dalam perjanjian tersebut.
Diplomat tertinggi AS itu mengatakan kepada CNN bahwa Teheran agaknya sedang mendekati batas-batas kesepakatan 2015, yang mendorong Trump hari Jumat menyatakan bahwa Iran telah mematuhinya dan menyerahkan kepada Kongres apakah akan kembali menerapkan sanksi-sanksi ekonomi yang berlaku sebelum AS, Uni Eropa, Perancis, Inggris, Jerman, Rusia dan China mencapai kesepakatan dengan Iran itu.
Tillerson menyebut Trump ingin Kongres, mungkin melalui kesepakatan terpisah, memperbaiki "sejumlah kelemahan" dalam perjanjian nuklir itu, dan menangani "jumlah ancaman yang jauh lebih luas" yang ditimbulkan Iran dengan agresi militer dan "aktivitas yang menggoyahkan" di Timur Tengah.
Tillerson mengatakan uji coba rudal balistik Iran, yang tidak dilarang oleh pakta nuklir itu, perlu dibatasi dan larangan yang lebih jelas diterapkan pada program nuklirnya. Menurutnya, perjanjian saat ini "hanya menunda" ambisi nuklir Iran.
Sementara Kongres mempertimbangkan apakah akan mengadopsi sanksi baru, Tillerson mengatakan bahwa AS dan negara-negara penandatangan lainnya perlu "menegakkan kesepakatan tersebut sepenuhnya." [as]