Menlu AS Mike Pompeo melakukan kunjungan mendadak ke Irak, dalam lawatan Timur Tengahnya yang ditujukan untuk mengukuhkan pendirian keras Gedung Putih terkait Iran.
Kedatangan Pompeo di Baghdad dilaporkan saluran berita Irak, Al-Sharqiya dan jaringan penyiaran pemerintah Al-Arabiya.
Kunjungan itu berlangsung di tengah-tengah munculnya pernyataan-pernyataan yang bertolak belakang dari Presiden AS Donald Trump dan sejumlah pejabat tinggi AS terkait rencana penarikan pasukan AS dari Suriah, di mana Iran mendukung Presiden Bashar Assad dalam perang saudara di negara itu.
Di Yordania, Selasa (8/1), Pompeo mengatakan, penarikan pasukan AS itu tidak akan mengalihkan usaha AS untuk memarjinalkan Iran. Gedung Putih memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran tahun lalu karena dugaan pelanggaran kesepakatan nuklir yang digagaskan mantan presiden Barack Obama. Para pengawas nuklir internasional mengatakan tidak ada bukti Iran melanggar kesepakatan itu.
Kunjungan Pompeo ini merupakan kunjungan ketiga pejabat tinggi Amerika yang mendapat banyak sorotan dalam periode satu bulan terakhir. Para politisi Irak marah ketrika Trump bulan lalu melakukan kunjungan mendadak ke sebuah pangkalan AS di Irak tanpa menemui PM Adel Abdul-Mahdi, sementara dua pendahulunya -- Obama and George W. Bush -- melangsungan pertemuan itu,
Trump mengatakan dalam kunjungannya tanggal 26 Desember itu bahwa AS dapat memanfaatkan pangjkalan-pangaklannya di Irak untuk melanjutkan operasi melawan ISIS di Suriah. [ab]
