Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian mengatakan negaranya membutuhkan jaminan yang lebih kuat dari Amerika untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015. Ia juga menegaskan kembali, pengawas atom PBB harus menghentikan "penyelidikan bermotif politik" dari kegiatan nuklir Teheran.
Berbicara hari Rabu dalam kunjungan ke Moskow sewaktu ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Amir-Abdollahian mengatakan, Iran "berhati-hati" meninjau tanggapan AS terhadap teks Uni Eropa untuk menghidupkan perjanjian nuklir, yang berada di ambang kehancuran sejak mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik AS pada 2018, sambil menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan.
Setelah 16 bulan terjadi pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pada 8 Agustus, Uni Eropa mengajukan tawaran terakhir untuk mengatasi kebuntuan guna menghidupkan kembali perjanjian itu.
Pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional menyelidiki asal-usul bahan nuklir yang ditemukan di tiga wilayah Iran yang tidak dijelaskan.
Sejak AS menarik diri dari pakta itu empat tahun lalu dan mulai menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, Teheran secara progresif membatalkan janjinya sendiri terhadap kesepakatan yang dirancang untuk mencegah Iran membuat bom nuklir. Teheran menegaskan program nuklirnya hanya untuk tujuan damai. [ps/ka]
Forum