Tautan-tautan Akses

Menlu Israel Tolak Usul Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Lebanon


Asap mengepul di Lebanon selatan setelah serangan Israel, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Tyre, Lebanon, 26 September 2024. (Amr Abdallah Dalsh/REUTERS)
Asap mengepul di Lebanon selatan setelah serangan Israel, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Tyre, Lebanon, 26 September 2024. (Amr Abdallah Dalsh/REUTERS)

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, Kamis (26/9) menolak usulan gencatan senjata di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon. Pernyataan ini disampaikannya hanya beberapa jam setelah Uni Eropa, Amerika Serikat, Prancis dan delapan negara lainnya menyerukan penghentian pertempuran selama 21 hari.

“Kami akan terus berperang melawan organisasi teroris Hizbullah dengan segenap kekuatan kami hingga meraih kemenangan dan kembalinya penduduk di utara ke rumah mereka dengan selamat,” ujar Katz di platform media sosial X.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia belum menanggapi proposal gencatan senjata tersebut, dan bahwa ia telah menginstruksikan militer Israel untuk terus bertempur “dengan kekuatan penuh.”

Usulan gencatan senjata itu muncul pada Rabu malam (25/9) dalam sebuah pernyataan yang mengatakan konflik antara Israel dan kelompok militan Hizbullah “tidak dapat ditolerir dan memicu risiko eskalasi regional yang lebih luas yang tidak dapat diterima.”

Banyak Negara Serukan Gencatan Senjata Israel-Lebanon

Pernyataan multinasional itu mengatakan gencatan senjata akan memungkinkan negosiasi menuju penyelesaian diplomatik yang konsisten dengan resolusi Dewan Keamanan PBB, yang menyerukan penghentian bentrokan antara Israel dan Hizbullah, serta gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Hamas di Jalur Gaza.

Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar juga bergabung dalam seruan gencatan senjata tersebut, yang menyatakan bahwa konflik regional yang lebih luas “bukan merupakan kepentingan siapa pun, baik bagi rakyat Israel maupun rakyat Lebanon.”

Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Noël Barrot mengatakan kepada Dewan Keamanan pada hari Rabu (25/9) bahwa ia akan melakukan perjalanan ke Beirut pada akhir pekan ini untuk bekerja sama dengan para pemangku kepentingan lokal dalam mencari penyelesaian diplomatik atas konflik tersebut.

Perkembangan ini terjadi setelah beberapa hari yang paling menelan banyak korban jiwa di Lebanon sejak perang saudara berakhir pada awal 1990-an.

Israel Akui Serang 75 Target Hizbullah di Lebanon

Militer Israel pada hari Kamis mengatakan mereka telah melakukan serangan udara terhadap 75 target Hizbullah di Lebanon selatan dan timur, dan terus melakukan serangan-serangan baru. Israel juga mendeteksi sekitar 45 proyektil yang menyeberang dari Lebanon ke wilayahnya.

Kantor berita milik pemerintah Lebanon mengatakan sebuah serangan Israel di dekat kota Baalbek menghantam sebuah bangunan yang menampung para pekerja Suriah, menewaskan 23 orang dan melukai delapan lainnya.

Para pejabat kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel menewaskan 50 orang pada hari Rabu, sehingga menambah jumlah korban tewas sejak hari Senin lalu (23/9) menjadi 615 orang. Sementara itu, lebih dari 2.000 orang lainnya luka-luka. [em/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG