Dalam jumpa pers bersama usai pertemuan, Selasa (23/10), Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menjelaskan masalah perlindungan tenaga kerja Indonesia dan warga negara Indonesia di Arab Saudi juga menjadi pembahasan dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir. Isu itu dibahas karena jumlah warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi berjumlah lebih dari 600 ribu yang terdaftar.
Retno menyambut baik komitmen pemerintah Arab Saudi untuk terus meningkatkan perlindungan tenaga kerja Indonesia.
"Kemarin Menteri Al-Jubeir menyampaikan kepada Presiden (Joko Widodo) upaya untuk meningkatkan perlindungan yang terus dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi, antara lain terkait dengan aturan mengenai jam kerja, upah minimum, dan penghormatan terhadap hak-hak pekerja," papar Retno.
Retno juga minta perhatian terhadap beberapa isu yang tertunda terkait para pekerja Indonesia. Di antaranya terkait korban jatuhnya derek raksasa di Masjid Al-Haram bulan September 2015 dan pekerja Indonesia di Saudi Binladin Group.
Retno meminta pula terwujudnya kerjasama notifikasi kekonsuleran. Kerjasama semacam ini sangat lumrah dilakukan karena sesuai dengan Konvensi Wina.
Dengan notifikasi kekonsuleran ini, lanjut Retno, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Riyadh dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kota Jeddah dapat lebih optimal memberikan perlindungan kepada warga negara Indonesia di Arab Saudi.
Menurut Retno, Indonesia dan Arab Saudi ingin terus bekerjasama dalam menyiarkan perdamaian, toleransi, dan penyelesaian konflik secara damai. Dia menambahkan perlu meningkatkan energi perdamaian dan energi kemanusiaan untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin besar.
Lebih lanjut Retno mengatakan tantangan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah juga semakin meningkat.
"Stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah tentunya tidak akan tercipta tanpa perdamaian dan kemerdekaan Palestina. Oleh karena itu, kita sepakat untuk terus bekerjasama berjuang bagi tercapainya kemerdekaan Palestina berdasarkan solusi dua negara," tambah Retno.
Selain itu, lanjut Retno, kerjasama dalam memerangi radikalisme dan terorisme juga menjadi perhatian Indonesia dan Arab Saudi. Kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam pemberantasan radikalisme dan terorisme karena bahayanya kian besar.
Retno mengungkapkan ia dan Jubeir juga membahas beragam program kerjasama ekonomi bilateral, termasuk di bidang perdagangan dan investasi.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir tidak menjelaskan soal perlindungan TKI di Arab Saudi. Dia hanya menyatakan hubungan Indonesia dan Arab Saudi sudah berlangsung hampir 1.400 tahun. Dia menambahkan banyak warga Arab Saudi berdarah Indonesia dan banyak warga Indonesia memiliki asal usul dari Semenanjung Arab.
Al-Jubeir mengatakan kedua negara bekerjasama erat dalam sejumlah isu yang menjadi kepentingan bersama, termasuk soal Palestina, konflik di negara-negara muslim dan pembangunan.
"Pemimpin kedua negara telah berkomitmen untuk memajukan, memperdalam hubungan yang sangat penting dan bersejarah. Kami meyakini ukuran ekonomi kedua negara tidak sebanding dengan ukuran perdagangan dan investasi antara kedua negara," demikian menurut AlJubeir. [fw/ii]