Tautan-tautan Akses

Merkel: Rusia Berisiko Hadapi 'Kehancuran' dalam Krisis Ukraina


Kanselir Jerman Angela Merkel dalam jumpa pers setelah bertemu Perdana Menteri Polandia Donald Tusk di Warsawa (12/3). (Reuters/Kacper Pempel)
Kanselir Jerman Angela Merkel dalam jumpa pers setelah bertemu Perdana Menteri Polandia Donald Tusk di Warsawa (12/3). (Reuters/Kacper Pempel)

Dalam pidato di parlemen Jerman, Kamis (13/3), Angela Merkel mengatakan bahwa integritas wilayah Ukraina 'tidak untuk diperbincangkan.'

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Rusia bisa menderita kerugian politik dan ekonomi besar-besaran jika tidak mengubah tindakannya dalam krisis Ukraina.

Dalam pidato dimuka parlemen Jerman hari Kamis (13/3), Merkel mengatakan integritas wilayah Ukraina tidak perlu didiskusikan lagi.

Pihak Barat dan Rusia terlibat konfrontasi tegang setelah masuknya militer Rusia ke semenanjung Krimea di Ukraina.

Warga Krimea dijadwalkan untuk memilih dalam referendum hari Minggu apakah akan bergabung dengan Rusia.

Di Washington hari Kamis, Menlu Amerika John Kerry dalam sidang Senat menegaskan posisi Amerika bahwa referendum itu melanggar konstitusi Ukraina serta hukum internasional dan piagam PBB. Ia memperkirakan Rusia kini mungkin telah menempatkan 20 ribu tentara di Krimea.

Ia mengatakan tidak jelas apakah Rusia bersedia untuk berunding dengan Ukraina dan masyarakat internasional untuk menyelesaikan konflik di Krimea secara damai.

Kerry dan menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov dijadwalkan untuk membahas Ukraina hari Jumat dalam pertemuan di London.

Presiden Amerika Barack Obama memperingatkan Rusia lagi hari Rabu bahwa pihak Barat akan “memberlakukan sanksi” kepada Rusia jika terus mencampuri urusan Ukraina.

Berbicara di Gedung Putih didampingi Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk, Obama mengatakan Amerika “menolak sepenuhnya” rencana referendum hari Minggu. Ia mengatakan referendum itu “yang dirancang selama berminggu-minggu” adalah pelanggaran hukum internasional.
XS
SM
MD
LG