Mesir hari Kamis (14/11) berencana mencabut keadaan darurat dan jam malam yang diberlakukan tiga bulan lalu semasa penumpasan berdarah terhadap para penentang militer yang menggulingkan Presiden Mohamed Morsi.
Ratusan orang tewas dalam penumpasan itu, dan pihak berwenang terus menindak Ikhwanul Muslimin dengan menangkap hampir semua pemimpinnya dan bentrok dengan para demonstran yang menentang pemerintahan sementara.
Pada saat bersamaan, pemerintah dukungan militer itu melanjutkan proposal transisi bagi pemilihan presiden dan parlemen baru tahun depan.
Dalam pesannya dari penjara hari Rabu (13/11), mantan presiden Morsi mengatakan Mesir tidak akan mencapai stabilitas sebelum kudeta yang menjatuhkannya dibatalkan dan pihak-pihak terlibat dimintai pertanggung jawaban.
Ratusan orang tewas dalam penumpasan itu, dan pihak berwenang terus menindak Ikhwanul Muslimin dengan menangkap hampir semua pemimpinnya dan bentrok dengan para demonstran yang menentang pemerintahan sementara.
Pada saat bersamaan, pemerintah dukungan militer itu melanjutkan proposal transisi bagi pemilihan presiden dan parlemen baru tahun depan.
Dalam pesannya dari penjara hari Rabu (13/11), mantan presiden Morsi mengatakan Mesir tidak akan mencapai stabilitas sebelum kudeta yang menjatuhkannya dibatalkan dan pihak-pihak terlibat dimintai pertanggung jawaban.