Sayap militer Kurdi, Peshmerga, memamerkan memorabilia perang dan benda-benda yang berhasil direbutnya dalam pertempuran dengan kelompok Negara Islam (ISIS) di sebuah 'Museum ISIS' di Duhok, Irak.
Koleksi museum tersebut termasuk 500 barang, mulai dari senjata, peralatan, buku-buku, dan benda-benda lain yang berhasil direbut di delapan medan tempur di provinsi Nineveh, Irak utara sejak pertengahan 2014.
Pasukan Kurdi mengatakan, mereka berharap pameran ini memberi gambaran lebih jelas kepada rakyat Kurdi tentang kemampuan ISIS dan strategi perang mereka menjelang peluncuran operasi militer untuk merebut Mosul dari kelompok militan tersebut.
Gagasan untuk pameran ini bermula dari adanya peralatan dalam jumlah besar yang ditinggalkan ISIS ketika mereka mundur akibat pemboman koalisi Amerika dan serangan Kurdi.
Awalnya, 130 anggota milisi Kurdi dari divisi teknik Kementerian Peshmerga mulai mengumpulkan bom-bom rakitan untuk mengkaji bagaimana ISIS membuatnya.
Bom rakitan terbuat, antara lain, dari mainan anak-anak, tabung gas, pipa besi, dan kaleng. ISIS melakukan produksi massal dan menanamnya sebagai ranjau darat di sekeliling teritori yang dikuasainya.
Sejalan dengan waktu pasukan Kurdi ini kemudian merebut berbagai senjata, seragam, dan pustaka milik ISIS.
Beberapa pustaka yang ditinggalkan termasuk pamflet berisi instruksi bagaimana melecehkan budak-budak seks, melakukan persetubuhan sesuai hukum syariah, dan pakaian apa yang pantas dikenakan perempuan.
Pihak militer Kurdi minta bantuan kurator museum Perancis guna membantu membuat lemari-lemari peraga dan mengusahakan agar benda-benda ini juga bisa dilihat oleh masyarakat internasional. [jm]