Sebuah upacara peringatan diadakan di kota Dignes-les-Bains, Perancis, Sabtu (28/3), untuk mengenang para korban kecelakaan pesawat Germanwings di pegunungan Alpen.
Sekitar 200 orang, termasuk keluarga, saudara dan teman-teman korban, menghadiri upacara yang dipimpin Uskup Digne, Jean-Philippe Nault.
Seorang warga setempat menggambarkan perasaannya atas apa yang terjadi, mengatakan insiden itu “mengenaskan” dan “mengerikan bagi keluarga.”
Seorang laki-laki bernama Max Pignede ikut dalam doa bersama itu dan menyampaikan harapan agar keluarga korban dapat diringankan bebannya.
“Emosi yang ditimbulkan oleh kecelakaan ini sangat besar dan mendunia. Semoga keluarga dan saudara korban dapat menemukan kedamaian lewat kasih sayang, Tuhan, kami memohon kepada-Mu," ujarnya.
Jaksa Perancis telah mengatakan bahwa co-pilot Andreas Lubitz, 27, sengaja menjatuhkan pesawat Germanwings itu ke pegunungan Alpen, Perancis pada hari Selasa setelah mengunci kokpit sehingga pilot tidak dapat masuk kembali. Jaksa Jerman berusaha mencari penyebab keputusan Lubitz yang membinasakan itu.
Harian Jerman, Bild, dalam edisi Sabtu mengutip seorang perempuan yang diidentifikasi sebagai mantan pacar Lubitz yang mengatakan co-pilot itu dalam perawatan psikiatris. Perempuan itu juga mengungkapkan bahwa Lubitz memberitahunya bahwa dia merencanakan aksi spektakuler yang akan diingat semua orang.
Surat dokter yang tersobek-sobek ditemukan Jumat dalam penggeledahan di rumah Lubitz di dua kota, termasuk surat yang mengizinkannya tidak bekerja pada hari ketika pesawat itu jatuh.
Pernyataan jaksa menyebut dokumen medis itu menunjukkan "penyakit yang ada dan perawatan medis yang tepat." Pernyataan itu tidak mengungkapkan apa penyakitnya.
Di Perancis Jumat, para pejabat mengatakan mereka telah mengambil antara 400 dan 600 potongan tubuh dari lokasi kecelakaan. Tak satu pun dari 150 korban itu ditemukan utuh.
