Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin kepada VOA, Selasa (18/4) menyerukan warga DKI Jakarta tidak mudah terpancing atau terprovokasi dengan cara apapun, serta menggunakan hak suaranya secara bijaksana untuk memilih gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta lima tahun ke depan. Ma’ruf menggarisbawahi permintaan agar warga tetap menjaga suasana aman dan damai dalam memberikan suara hari Rabu (19/4). Ditambahkannya, keributan pada pelaksanaan pilkada bisa merusak demokrasi yang sudah terbangun.
"Jangan ada provokasi-provokasi dari pihak manapun. Jangan ada kecurangan dan semuanya kita jaga Jakarta yang kondusif, sebab kalau terjadi apa-apa yang rugi kita semua karena itu kita jaga dan masyarakat supaya memilih dengan aman dan tenang sesuai dengan hati nuraninya," pesan Ma’ruf.
Sejumlah organisasi massa Islam berencana akan mengerahkan massa dari berbagai daerah untuk mengawasi tempat pemungutan suara pilkada DKI Jakarta pada 19 April lewat gerakan yang disebut sebagai “Tamasya Al Maidah”, mengutip surat dalam Al Qur’an yang dinilai telah dinistakan oleh salah satu calon gubernur.
Otorita berwenang – dalam hal ini kepolisian, TNI dan Bawaslu – menyatakan akan memaksimalkan keamanan dan pengawasan pelaksanaan pilkada, dan tidak membutuhkan tambahan pengawas, apalagi dari luar DKI Jakarta.
Seruan agar pilkada DKI Jakarta berlangsung secara damai juga telah disampaikan beberapa tokoh lintas agama. Baru-baru ini Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) I Uskup Agung Jakarta – MGR Ignatius Suharyo menyerukan semua masyarakat tetap bersikap tenang, tidak takut, dan berpikir jernih dalam menyikapi keadaan.
"Kita wajib mendukung segala upaya pemerintah untuk mensukseskan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua serta menjaga keamanan dan kedamaian demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Ignatius.
Hal senada juga disampaikan para calon gubernur dan wakil gubernur yang akan bertarung pada putaran kedua pilkada hari Rabu.
"Kita ingin Jakarta dijaga dengan baik. Saya percaya pengawasan sangat baik, tidak boleh ada kecurangan.Tidak perlu ada yang ditakuti," kata Ahok.
"Oleh karena itu mari kita sambut sebuah perhelatan yang Insya Allah akan menjadi kenangan manis, etalase demokrasi yang sejuk, demokrasi yang mempersatukan bukan demokrasi yang memecah belah," ujar Sandiaga Uno.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Indonesia Jenderal Tito Karnavian memerintahkan Kepolisian Daerah Metro Jaya mengeluarkan maklumat larangan pengerahan massa ke tempat pemungutan suara saat pemilihan kepala daerah DKI Jakarta putaran kedua ini. Tito juga meminta seluruh kepala kepolisian daerah di Jawa dan Sumatera mencegah pergerakan massa ke Jakarta demi alasan keamanan dan mencegah intimidasi terhadap pemilih.
Tito membantah instruksi ini secara khusus ditujukan pada kelompok yang berencana menggelar Tamasya Al Maidah. Menurutnya, larangan itu juga berlaku bagi semua kelompok, termasuk relawan calon gubernur yang berniat mengumpulkan massa sehingga memberi efek intimidasi kepada masyarakat yang ingin mencoblos. [fw/em]