WASHINGTON, DC —
Bulan suci Ramadan dimulai Selasa di Amerika, menurut Dewan Fikih Amerika Utara atau ISNA.
Di pinggiran kota Washington, sebuah toko bernama “Afghan Mini Market” yang menjual makanan halal berupaya memenuhi permintaan para pelanggan sebelum awal Ramadan.
Bagi umat Islam, termasuk pelanggan Magdi Mahmood, Ramadan adalah bulan yang penuh makna. Ia mengatakan, "Ini adalah bulan yang damai. Bulan penuh rahmat, dan ini memberi saya energi."
Jutaan Muslim tinggal di Amerika. Banyak yang berpuasa di Amerika, seperti halnya Muslim di negara lain, demikian ujar seorang pelanggan lainnya.
"Menurut saya, tidak ada bedanya. Aturannya sama: Ramadan adalah Ramadan. Mungkin perbedaannya adalah waktu. Di negara asal saya, waktunya adalah 12 jam malam dan 12 jam siang. Tapi di Amerika kami berpuasa sedikit lebih lama. Hanya itu bedanya," ujarnya.
Warga Muslim berpuasa sepanjang hari dan berbuka puasa pada malam hari. Banyak yang menyuguhkan makanan yang khusus untuk Ramadan.
Sementara para pembeli berupaya memborong persiapan sebelum Ramadan, penjual Asadullah Yousufzai berupaya menyediakan segala sesuatu yang diinginkan pelanggan.
"Selama bulan Ramadan, umat Islam kebanyakan membeli kurma segar, daging Halal, rempah-rempah, dan buah-buahan. Saya sudah menyediakan segala macam untuk Ramadan," kata Asadullah.
Banyak toko menyesuaikan jam mereka untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka, termasuk toko milik Yousufzai.
"Selama Ramadan, kami buka satu atau dua jam lebih lama sampai semua transaksi selesai," tambahnya.
Pada akhir Ramadan, hari raya, yang disebut Idul Fitri, merupakan acara kumpul bersama keluarga dan anak-anak, demikian ujar warga Muslim Amerika, Areesh.
"Saya senang karena keluarga saya akan datang dari Maroko dan setelah kami akan merayakan Idul Fitri bersama," ujar Areesh.
Ini adalah perasaan yang dirasakan umat Islam di seluruh Amerika yang menjalani bulan suci Ramadan.
(Kokab Farshori/VOA).
Di pinggiran kota Washington, sebuah toko bernama “Afghan Mini Market” yang menjual makanan halal berupaya memenuhi permintaan para pelanggan sebelum awal Ramadan.
Bagi umat Islam, termasuk pelanggan Magdi Mahmood, Ramadan adalah bulan yang penuh makna. Ia mengatakan, "Ini adalah bulan yang damai. Bulan penuh rahmat, dan ini memberi saya energi."
Jutaan Muslim tinggal di Amerika. Banyak yang berpuasa di Amerika, seperti halnya Muslim di negara lain, demikian ujar seorang pelanggan lainnya.
"Menurut saya, tidak ada bedanya. Aturannya sama: Ramadan adalah Ramadan. Mungkin perbedaannya adalah waktu. Di negara asal saya, waktunya adalah 12 jam malam dan 12 jam siang. Tapi di Amerika kami berpuasa sedikit lebih lama. Hanya itu bedanya," ujarnya.
Warga Muslim berpuasa sepanjang hari dan berbuka puasa pada malam hari. Banyak yang menyuguhkan makanan yang khusus untuk Ramadan.
Sementara para pembeli berupaya memborong persiapan sebelum Ramadan, penjual Asadullah Yousufzai berupaya menyediakan segala sesuatu yang diinginkan pelanggan.
"Selama bulan Ramadan, umat Islam kebanyakan membeli kurma segar, daging Halal, rempah-rempah, dan buah-buahan. Saya sudah menyediakan segala macam untuk Ramadan," kata Asadullah.
Banyak toko menyesuaikan jam mereka untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka, termasuk toko milik Yousufzai.
"Selama Ramadan, kami buka satu atau dua jam lebih lama sampai semua transaksi selesai," tambahnya.
Pada akhir Ramadan, hari raya, yang disebut Idul Fitri, merupakan acara kumpul bersama keluarga dan anak-anak, demikian ujar warga Muslim Amerika, Areesh.
"Saya senang karena keluarga saya akan datang dari Maroko dan setelah kami akan merayakan Idul Fitri bersama," ujar Areesh.
Ini adalah perasaan yang dirasakan umat Islam di seluruh Amerika yang menjalani bulan suci Ramadan.
(Kokab Farshori/VOA).