Misi NATO di Afghanistan membantah laporan bahwa bahan bangunan dan peralatan yang diimpor dan dikirim melalui negara tetangganya Pakistan digunakan untuk mendirikan sebuah pangkalan militer baru di negara yang dilanda konflik itu.
Surat kabar Pakistan berbahasa Inggris DAWN hari Rabu (6/12) melaporkan, mengutip dokumen resmi yang diklaim pernah dilihatnya, bahwa barang impor itu digunakan untuk membangun fasilitas militer dengan nama kamp "Shaheen."
"Baru-baru ini, kapal bermuatan bahan bangunan dan peralatan sekutu dalam jumlah sangat besar tiba di pelabuhan Karachi. Menurut dokumen impornya, impor itu dilakukan oleh United States Army Corps of Engineers Services," kata laporan tersebut.
Bahan yang diimpor dilaporkan termasuk generator listrik berkekuatan 22 megawatt, dan lembaran pelat baja dalam jumlah besar. Peralatan lainnya, seperti mesin pencetak injeksi plastik dengan aksesoris standar, juga dipasok dari berbagai pelabuhan dunia.
Tetapi Kapten Angkatan Darat A. Tom Earthback, Direktur Humas markas misi NATO di Kabul mengatakan, "Kamp Shaheen bukan kamp baru, dan sudah digunakan sebagai fasilitas pelatihan ANDSF (Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan) selama bertahun-tahun."
Ia mengatakan kepada VOA bahwa Amerika secara rutin bekerja sama dengan kontraktor lokal dan internasional yang mendukung proyek pemeliharaan dan pembangunan di seluruh Afghanistan.
"Dalam kasus Camp Shaheen, ada rencana berkelanjutan untuk menghemat biaya dan mengurangi polusi dengan memindahkan pangkalan dari sistimgenerator ke sistem jejaring listrik," kata juru bicara tersebut.
Amerika dan pasukan sekutunya umumnya mengandalkan jalur komunikasi darat dan udara lewat Pakistan untuk mengangkut pasokan untuk sekitar 13.000 tentara asing di Afghanistan . Jumlah itu diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 16.000 setelah ada rencana meningkatkan pasukan A.S. dan NATO sesuai strategi baru Presiden Donald Trump di Afghanistan, yang diumumkan bulan Agustus lalu. [em/jm]