Presiden Hamid Karzai telah menolak untuk menandatangani kesepakatan sebelum pemilihan presiden 5 April, dan sebuah laporan suratkabar mengatakan ia menjalin kontak rahasia dengan Taliban untuk mencapai kesepakatan damai. Amerika telah memperingatkan Karzai bahwa kesepakatan keamanan dengan aliansi Barat sangat mendesak, untuk memungkinkan perencanaan yang tepat waktu bagi penggelaran pasukan setelah 2014.
Kampanye pemilihan presiden di Afghanistan sedang berlangsung penuh. Presiden Karzai tidak berhak mencalonkan diri kembali, dan mengatakan dia ingin pemimpin baru negara itu nantinya menandatangani perjanjian keamanan yang selama ini dirundingkan oleh pemerintahannya dengan Amerika.
Juru bicara Gedung Putih Jay Carney telah berulang kali menekankan mendesaknya penandatanganan perjanjian bilateral untuk melatih dan mendukung pasukan Afghanistan dalam kontra-terorisme.
“Semakin lama ditunda, semakin sulit bagi pasukan militer NATO dan Amerika untuk merencanakan kehadiran pasca-2014. Ini dalam hitungan minggu, bukan bulan, atau dengan kata lain kita tidak bisa menunggu terlalu lama, karena tidak mungkin bagi sekutu-sekutu kita di NATO atau para komandan militer Amerika untuk membuat perencanaan. Ini adalah urusan yang rumit dan tidak mungkin ada tentara Amerika di Afghanistan setelah 2014 tanpa perjanjian keamanan bilateral yang ditandatangani.”
Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen hari Selasa menyatakan keyakinan bahwa perjanjian baru dengan Kabul akan ditandatangani. Dia mengatakan kepada para wartawan di London bahwa keamanan Afghanistan tergantung pada kesepakatan itu.
“Walaupun kami yakin pasukan keamanan Afghanistan akan mampu mengambil tanggung jawab penuh atas keamanan di Afghanistan, kami juga percaya bahwa mereka akan membutuhkan pelatihan dan bantuan lanjutan. Masalah lainnya adalah jika kami tidak hadir di Afghanistan setelah 2014, mungkin juga akan sulit untuk menghimpun sumber daya keuangan yang cukup untuk benar-benar menopang pasukan keamanan Afghanistan. Jika tidak, pemerintah Afghanistan tidak mampu membayar gaji pasukan keamanan Afghanistan. Hal ini akan menjadi tantangan besar bagi Afghanistan.”
Hubungan Amerika dengan Presiden Karzai telah tegang dalam beberapa tahun belakangan. Dia menuduh militer Amerika menggunakan kekuatan sembarangan dan menyebabkan terlalu banyak kematian warga sipil di negaranya.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh suratkabar New York Times hari Selasa mengatakan Karzai telah menjalin kontak rahasia dengan Taliban dalam upaya untuk mencapai perjanjian damai tanpa keterlibatan Amerika. Laporan itu mengatakan upaya tersebut menjelaskan tentang keengganan Presiden Karzai untuk menandatangani kesepakatan keamanan baru dengan Amerika dan NATO dan desakannya untuk membebaskan beberapa militan Taliban dari penjara.
Presiden Barack Obama bertemu dengan para pejabat teras militer Amerika hari Selasa di Gedung Putih untuk pembicaraan tentang berbagai isu termasuk Afghanistan. Tidak ada pernyataan setelah pertemuan tertutup itu. Tapi juru bicara Gedung Putih mengatakan tidak ada keputusan mengenai peran Amerika di Afghanistan setelah 2014.
Kampanye pemilihan presiden di Afghanistan sedang berlangsung penuh. Presiden Karzai tidak berhak mencalonkan diri kembali, dan mengatakan dia ingin pemimpin baru negara itu nantinya menandatangani perjanjian keamanan yang selama ini dirundingkan oleh pemerintahannya dengan Amerika.
Juru bicara Gedung Putih Jay Carney telah berulang kali menekankan mendesaknya penandatanganan perjanjian bilateral untuk melatih dan mendukung pasukan Afghanistan dalam kontra-terorisme.
“Semakin lama ditunda, semakin sulit bagi pasukan militer NATO dan Amerika untuk merencanakan kehadiran pasca-2014. Ini dalam hitungan minggu, bukan bulan, atau dengan kata lain kita tidak bisa menunggu terlalu lama, karena tidak mungkin bagi sekutu-sekutu kita di NATO atau para komandan militer Amerika untuk membuat perencanaan. Ini adalah urusan yang rumit dan tidak mungkin ada tentara Amerika di Afghanistan setelah 2014 tanpa perjanjian keamanan bilateral yang ditandatangani.”
Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen hari Selasa menyatakan keyakinan bahwa perjanjian baru dengan Kabul akan ditandatangani. Dia mengatakan kepada para wartawan di London bahwa keamanan Afghanistan tergantung pada kesepakatan itu.
“Walaupun kami yakin pasukan keamanan Afghanistan akan mampu mengambil tanggung jawab penuh atas keamanan di Afghanistan, kami juga percaya bahwa mereka akan membutuhkan pelatihan dan bantuan lanjutan. Masalah lainnya adalah jika kami tidak hadir di Afghanistan setelah 2014, mungkin juga akan sulit untuk menghimpun sumber daya keuangan yang cukup untuk benar-benar menopang pasukan keamanan Afghanistan. Jika tidak, pemerintah Afghanistan tidak mampu membayar gaji pasukan keamanan Afghanistan. Hal ini akan menjadi tantangan besar bagi Afghanistan.”
Hubungan Amerika dengan Presiden Karzai telah tegang dalam beberapa tahun belakangan. Dia menuduh militer Amerika menggunakan kekuatan sembarangan dan menyebabkan terlalu banyak kematian warga sipil di negaranya.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh suratkabar New York Times hari Selasa mengatakan Karzai telah menjalin kontak rahasia dengan Taliban dalam upaya untuk mencapai perjanjian damai tanpa keterlibatan Amerika. Laporan itu mengatakan upaya tersebut menjelaskan tentang keengganan Presiden Karzai untuk menandatangani kesepakatan keamanan baru dengan Amerika dan NATO dan desakannya untuk membebaskan beberapa militan Taliban dari penjara.
Presiden Barack Obama bertemu dengan para pejabat teras militer Amerika hari Selasa di Gedung Putih untuk pembicaraan tentang berbagai isu termasuk Afghanistan. Tidak ada pernyataan setelah pertemuan tertutup itu. Tapi juru bicara Gedung Putih mengatakan tidak ada keputusan mengenai peran Amerika di Afghanistan setelah 2014.