NATO menjalin hubungan lebih erat dengan Georgia, namun belum mengabulkan keanggotaan penuh negara bekas republik Soviet itu.
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan Rabu, aliansi militer Barat itu malah menawarkan Tbilisi sebuah paket dukungan substantif yang akan membantu mendekatkan negara itu ke NATO.
Para pemimpin NATO, pada 2008, sepakat mendukung permintaan keanggotaan Georgia di NATO setelah terlibat perang singkat dengan Rusia. Namun kini, perhatian negara-negara Barat tercurah pada perselisihan dengan Moskow karena aneksasinya terhadap Semenanjung Krimea, Ukraina, dan keterlibatannya di Ukraina timur. Ini membuat NATO menunda apakah akan memberi Georgia keanggotaan penuh.
Rusia menentang keras perluasan NATO ke negara-negara bekas Soviet. Beberapa anggota NATO menyuarakan kekhawatiran bahwa memberi Georgia keanggotaan penuh akan memprovokasi Moskow. Keanggotaan penuh berarti memberi aliansi 28 negara itu hak untuk membela Georgia jika terlibat konflik bersenjata dengan Rusia.