Berkeinginan untuk membimbing anak-anak dalam belajar agama Islam sambil mengalihkan perhatian mereka dari rasa haus dan lapar, remaja asal Indonesia, Shafiya Salahuddin (17 tahun), di Reston, Virginia, meluangkan waktunya untuk membacakan kisah-kisah nabi dan para sahabat dalam Al-Qur’an.
“Saya ingin mengalihkan perhatian anak-anak jika mereka berpuasa, beberapa jam sebelum Magrib agar mereka melupakan rasa lapar sejenak,” ujar Shafiya Salahuddin kepada VOA belum lama ini.
Setiap harinya di bulan Ramadan, Shafiya berinteraksi dengan anak-anak berusia 6-10 tahun secara virtual. Kegiatan yang berlangsung selama 30 menit menjelang Magrib ini diberi nama Story Time with Shafiya.
“Sangat bagus. Saya suka karena (Shafiya) mengajukan pertanyaan dan kami bisa menjawab. Saya juga suka karena bisa mengacungkan tangan. Sesi berceritanya menyenangkan. Saya menikmatinya,” ujar Sofia Maryam Rafiq, salah satu peserta yang berusia 6 tahun di Herndon, Virginia, kepada VOA.
Saat ini Sofia yang baru kelas 1 SD tengah belajar berpuasa. Ibu Sofia, Citrapuji Sam pun senang mengikutsertakan anaknya di acara yang menurutnya sangat positif ini.
“Jadi untuk menunggu waktu azan, kegiatan ini sangat positif sekali gitu, ya. Dan anak-anak pun senang dibacakan cerita oleh Shafiya, tentang cerita-cerita dari pada sahabat, dari kisah-kisah yang ada di Al-Qur’an,” jelas Citra kepada VOA.
Tidak hanya itu, menurut Citra, acara ini sungguh menarik, karena ada sesi tanya jawab atau kuis mengenai cerita yang diangkat. Anak-anak yang bisa menjawab dan mengumpulkan poin untuk mendapat hadiah di akhir bulan Ramadan.
“Membuat acara ini semakin seru untuk anak-anak,” tambah Citra.
Story Time with Shafiya merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan masjid komunitas Indonesia, IMAAM Center, yang berlokasi di Silver Spring, Maryland. Saat Shafiya mengajukan permohonan acara ini, pihak IMAAM Center pun langsung semangat mendukungnya.
“Ini satu ide yang sangat brilian, dengan mengikutsertakan untuk segmen anak-anak usia 6-10 tahun, untuk memeriahkan dalam acara-acara di Ramadan ini,” ujar presiden IMAAM, Arif Mustofa.
Arif Mustofa memuji kesiapan Shafiya yang sudah menyiapkan materi cerita untuk satu bulan penuh. Ia juga menyukai metode yang dilakukan oleh Shafiya di acara ini. Kuis yang disampaikan di akhir cerita, membuat anak-anak menjadi fokus dan konsentrasi kepada cerita yang dibacakan.
“Luar biasa. Sangat interaktif, komunikatif, dan interaksinya dua arah. Ini yang membuat anak-anak ini sangat menikmati. Ini satu contoh interaksi dari inisiatif Ananda Shafiya untuk engage dengan komunitas anak-anak muslim di sekitar IMAAM Center,” tambahnya.
Tidak hanya membantu anak-anak belajar agama Islam, Shafiya mengaku kegiatan ini juga membantu dirinya dalam berkomunikasi, mengingat minimnya interaksi selama pandemi.
“Sejak pandemi saya sulit berkomunikasi dengan orang. Jadi saya sedang berusaha belajar berkomunikasi yang baik,” kata Shafiya.
Ibu Shafiya, Yulianti Ismail juga kerap memberikan usulan agar acara ini berjalan lancar dan menarik bagi anak-anak.
“Kita mantau juga. Setelah selesai kita kasih masukan ke Shafiya, ‘kamu bacanya jangan terlalu cepat, harus ada intonasinya, biar enggak boring, question-nya ditambah buat kuisnya. Terus kalau terlalu pendek, baca dua cerita,’” kata Yulianti Ismail kepada VOA.
Shafiya memang sudah berpengalaman dalam mengajar anak-anak, khususnya yang berusia sekitar 9 hingga 11 tahun. Selain memang sudah terbiasa membantu mengurus ketiga adiknya, ia juga kerap menjadi asisten di kelas Madrasah IMAAM Center yang diajar oleh ayahnya, sejak 2 tahun belakangan ini.
Mengajarkan anak-anak, khususnya dalam sesi bercerita, tentu cukup menantang.
“Anak-anak kadang sulit dimengerti. Pikiran mereka kadang teralihkan. Anda harus sabar,” ujarnya.
Kesabaran Shafiya dalam membimbing anak-anak diakui oleh sang ibu.
“Kalau saya melihatnya (Shafiya) itu memang sabar gitu ya, anaknya. Ke anak kecil itu kayak yang care, lemah lembut. Dia punya adik usia 2 tahun. Kalau (mengurus) adiknya, dia telaten, teliti, dan sabar. Mungkin lebih sabar daripada saya,” kata Yulianti Ismail.
Berpeluang Raih Penghargaan Tinggi Pramuka
Sejak masih duduk di bangku kelas 5 SD Shafiya aktif di sebuah kelompok pramuka lokal, yang beranggotakan remaja perempuan Muslim. Bersama sekitar 10 anggota pramuka lainnya, Shafiya kerap membantu komunitas.
Kini, Shafiya sudah duduk di bangku kelas 3 SMA di South Lakes High School dan sudah menjadi anggota pramuka senior. Semakin banyak jam yang diluangkan untuk membantu komunitas, semakin besar peluang untuk meraih “Gold Award,” yaitu penghargaan tertinggi yang diberikan kepada pramuka perempuan senior.
“(Sesi bercerita) itu bagian terakhir dari (langkah) untuk mendapatkan "Gold Award" tersebut. Jadi harus ada 12 jam untuk interaksi dengan (anak-anak),” jelas Yulianti Ismail.
Mengingat keterbatasan yang ada dalam mengadakan acara tatap muka di masa pandemi, akhirnya tercetuslah ide Story Time with Shafiya ini.
Sebelumnya Shafiya juga membantu membersihkan dan merenovasi ruang anak-anak di masjid IMAAM Center. Sebelum Ramadan, Shafiya juga mengadakan acara tatap muka Seeds to Go, yang mengajarkan anak-anak cara menanam biji benih tanaman pelataran parkir di IMAAM Center, tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi.
Kini, melalui kegiatan “Story Time with Shafiya,” Shafiya berharap anak-anak bisa belajar lebih banyak lagi mengenai cerita dalam Al-Qur’an.
“Semoga mereka bisa mendapatkan sesuatu dari cerita-cerita ini, karena di dalamnya ada pelajaran yang bisa diambil,” jelas Shafiya.
Di bulan Ramadan tahun ini, Shafiya berharap bisa menjadi Muslim yang lebih baik lagi dan bisa mengembangkan kebiasaan yang baik, yang bisa terus berlanjut bahkan setelah Ramadan usai. [di]