Niger telah menolak mengekstradisi putera almarhum diktator Libya, Moammar Gaddafi, dengan mengatakan bahwa Saadi Gaddafi terancam dibunuh, di negara di mana ayahnya pernah berkuasa selama empat dasawarsa.
Jurubicara pemerintah Niger, Marou Amadou, mengatakan pada hari Sabtu, Niger bersedia menyerahkan Gaddafi kepada Pengadilan Kejahatan Internasional jika diminta.
Dewan Transisi Nasional Libya, NTC, menyerukan agar Gaddafi diekstradisi, setelah ia memberi wawancara telpon kepada televisi Al-Arabiya, Jumat malam. Menurutnya, pemberontakan akan muncul melawan pemerintahan yang sekarang, dan bahwa dia dapat kembali ke Libya "kapan saja."
Kata Amadou, pernyataan Gaddafi tersebut melanggar persyaratan yang telah mengizinkannya untuk tinggal di Niger, seraya menambahkan bahwa pemerintah negara itu tidak mendukung ucapannya. Tetapi Amadou menegaskan bahwa Gaddafi hanya mungkin diserahkan kepada sebuah pemerintah yang independen dengan sistem keadilan yang tidak memihak.
Gaddafi dan beberapa orang sekutunya melarikan diri ke Niger, September tahun lalu setelah jatuhnya ibukota Libya, Tripoli. Pengadilan Kejahatan Internasional telah mendakwa putera Gaddafi melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, tetapi belum mengambil tindakan apa-apa terhadap Saadi Gaddafi, yang dikenal hanya melalui kegiatannya dalam kesebelasan sepakbola profesional Libya.
