Norwegia menyatakan akan mengambil 600 pencari suaka yang baru-baru ini dievakuasi ke Rwanda dari sejumlah pusat penahanan Libya karena negara Skandinavia tersebut ingin menghentikan penyelundupan migran melalui Laut Tengah yang terkadang menimbulkan korban jiwa.
Dalam sebuah pernyataan melalui email kepada Associated Press, Kamis (9/1) Menteri Kehakiman dan Imigrasi, Joaran Kallmyr menyatakan, “Bagi saya, penting untuk mengirim pesan bahwa kami tidak akan mendukung jalur-jalur penyelundupan dan para pendukungnya, tetapi sebaliknya menerima orang-orang yang memerlukan perlindungan dalam bentuk yang terorganisir. ''
“Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk menerima 600 pengungsi asal Libya, dari jumlah total 800 orang, dari tempat transit sementara di Rwanda tahun 2020,” lanjutnya. Banyak pencari suaka berasal dari negara-negara di kawasan Tanduk Afrika.
Sejak arus masuk migran besar-besaran tahun 2015 ke Eropa, pihak berwenang, khususnya Uni Eropa, telah berupaya mencegah para pengungsi dan migran lainnya menyeberangi Laut Tengah menuju daratan Eropa. Ribuan orang tewas di laut. Banyak yang berangkat dari pantai Libya
Sebagai bagian dari perjanjian yang ditandatangani antara Rwanda, Uni Afrika dan badan pengungsi PBB pada September lalu, negara Afrika Timur itu menyediakan sebuah kamp bagi mereka yang telah dievakuasi dari pusat-pusat penahanan di Libya yang seringkali kacau-balau dan penuh sesak.
Saat ini sekitar 800 orang tinggal di pusat transit darurat di distrik Bugesera, Rwanda.
Sejauh ini Norwegia dan Swedia telah menawarkan diri untuk menerima sebagian dari pengungsi itu, kata Menteri Luar Negeri Rwanda, Vincent Biruta, yang Rabu lalu mengemukakan bahwa Swedia telah menerima tujuh pengungsi. [mg/uh]