Pemimpin sementara Libya mendesak NATO untuk meneruskan misinya di negara itu hingga setidaknya akhir tahun.
Ketua Dewan Transisi Nasional (NTC) Mustafa Abdel Jalil mengatakan, Rabu (26/10), langkah tersebut akan membantu mencegah orang-orang yang setia pada Moammar Gaddafi kembali mengelompokkan diri dan menawarkan ancaman keamanan.
Ia mengeluarkan seruan tersebut di Qatar pada konferensi internasional pertama mengenai perencanaan untuk Libya sejak kematian Gaddafi pekan lalu.
Qatar adalah negara Arab yang menjadi pendukung utama pergolakan menentang Gadhafi. Negara ini menyumbangkan pesawat-pesawat perang dalam misi udara NATO dan membantu mengatur penjualan minyak untuk mendanai pemerintah sementara. Media juga mengatakan Qatar mengungkapkan, Rabu, bahwa ratusan tentara mereka berperang bersama para pejuang NTC di tanah Libya.
Secara terpisah, para duta besar NATO berkumpul di Brussels, Rabu, untuk mempertimbangkan pengakhiran pengawasan udara aliansi di atas Libya yang telah berlangsung selama tujuh bulan. Mereka memutuskan untuk menunda keputusan resmi hingga Jumat untuk memberikan cukup waktu bagi terselenggaranya konsultasi dengan para pemimpin sementara Libya.
Pekan lalu, NATO mengumumkan keputusan pendahuluan untuk mengakhiri misinya di Libya tanggal 31 Oktober.