Presiden Barack Obama – yang akan segera menyelesaikan pekerjaannya selama delapan tahun ini sebagai pemimpin Amerika – adalah pembicara utama pada hari ketiga konvensi nasional Partai Demokrat di Philadelphia. Selasa kemarin (26/7) delegasi-delegasi Partai Demokrat memilih Clinton sebagai calon presiden 2016, menjadikannya sebagai perempuan pertama yang memenuhi standar sebagai presiden dari sebuah partai politik utama di Amerika.
Obama sebelumnya sudah melakukan satu kali kampanye bersama Clinton. Ia berencana menghabiskan sebagian besar waktunya pada bulan Oktober untuk berkampanye bagi Clinton menjelang pemungutan suara 8 November, dimana Clinton akan berhadapan dengan calon presiden Partai Republik – miliarder Donald Trump.
Ini merupakan perubahan dari apa yang terjadi tahun 2008 ketika Obama mengalahkan Clinton dalam perebutan nominasi presiden Partai Demokrat, dan kemudian menjadikannya sebagai menteri luar negeri setelah memenangkan pemilu tahun itu.
Dalam bulan-bulan terakhirnya sebagai pemimpin Amerika, Obama sangat menyadari warisan yang akan ditinggalkannya dan tahu bahwa Clinton – yang memiliki pandangan politik serupa dalam hal perang melawan teroris, imigrasi, layanan kesehatan, aborsi, hak-hak kelompok gay dan perubaan iklim – akan melanjutkan kebijakannya, sementara Trump telah menyatakan tekad untuk menghapus hampir semua kebijakan itu.
“Saya akan merundingkan kembali sebagian besar kebijakan itu”, ujar Trump dalam konferensi pers hari Rabu (27/7), merujuk pada perjanjian-perjanjian perdagangan yang dibuat Presiden Obama. Trump menyebut Obama sebagai “presiden paling bodoh dalam sejarah Amerika.”
Beberapa hari terakhir ini Obama semakin keras mengecam pencalonan Trump, tetapi mengatakan kepada NBC News bahwa Trump mungkin terpilih. Trump – yang pernah menjadi pembawa acara televisi realitas – telah mengungguli Clinton dalam beberapa jajak pendapat setelah meraih nominasi Partai Republik pekan lalu.
“Inilah demokrasi, hingga para pemilih menyampaikan suara mereka, kita belum tahun hasilnya,” ujar Obama tentang kemungkinan Trump menjadi pemimpin Amerika.
Obama mengatakan Clinton “telah menjabarkan rencana dan program yang sangat rinci, dan menyampaikan kepada kita apa yang akan ia lakukan”, sebaliknya Trump tidak. “Apa yang mengkhawatirkan”, ujar Obama, “adalah presiden yang tidak tahu apa pekerjaannya dan tampaknya tidak tertarik untuk belajar apa yang tidak diketahuinya”.
Wakil Presiden Joe Biden, pasangan Clinton dalam pemilu – Senator Virginia Tim Kaine, dan mantan walikota New York Michael Bloomberg dijadwalkan akan berpidato dan menyampaikan dukungan pada Clinton dalam Konvensi Partai Demokrat Rabu malam (27/7). [em/ds]