BEIJING —
Pengamat politik di Beijing mengatakan oposisi China terhadap aksi militer yang dipimpin Amerika di Suriah, kemungkinan besar tidak akan goyah.
Pertemuan antara Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping akan menjadi yang pertama sejak keduanya bertemu awal tahun ini di sebuah resor di California. Pada KTT yang informal dan santai itu, keduanya lebih memusatkan perhatian pada beberapa masalah pelik yang dihadapi hubungan Amerika - China.
Pertemuan kali ini akan jauh berbeda. Keduanya akan duduk bersama di sela-sela KTT kelompok 20 negara ekonomi terbesar di dunia, pertemuan yang sebagian besar membahas isu ekonomi, namun dibayangi konflik Suriah.
China telah berulang kali menyuarakan oposisinya terhadap aksi militer di Suriah dan sejak lama menentang segala bentuk intervensi dalam perang saudara itu. Sama seperti Rusia, China telah memveto dua resolusi PBB yang bertujuan menekan Presiden Suriah Bashar al - Assad.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei kembali mengeluarkan peringatan keras terhadap aksi militer hari Kamis. Ia mengatakan, "Aksi militer unilateral bertentangan dengan hukum internasional dan norma-norma hubungan internasional, dan akan semakin memperkeruh isu Suriah dan menyebabkan pergolakan lebih jauh di Timur Tengah."
Berbicara kepada wartawan di Rusia hari Kamis (5/9), Wakil Menteri Keuangan China Zhu Guangyao menekankan posisi itu dan bahkan mengecam lebih jauh. Zhu memperingatkan aksi militer akan berdampak negatif pada ekonomi global serta harga minyak.
Pengamat politik di Beijing mengatakan pertemuan antara Obama dan Xi kemungkinan tidak akan konfrontatif, tetapi menambahkan tidak banyak ruang untuk negosiasi .
Chen Qi, pengamat politik di Universitas Tsinghua di Beijing mengatakan bahwa mengingat Xi (Jinping) akan bertemu dengan Presiden Rusia dan Obama, kecil kemungkinannya sikap China bisa berubah. Tetapi dia mengatakan secara pribadi, ia yakin Beijing harus melakukannya.
"Saya pikir China harus mendukung intervensi militer Amerika di Suriah karena itu akan menjadi kesempatan untuk membentuk kerjasama strategis antara kedua negara. China juga akan lebih mendapat manfaat dibanding kerugian dari operasi militer," ujar Chen.
Chen menambahkan fokus Amerika yang lebih besar di Timur Tengah berarti semakin sedikit tekanan pada China di kawasan Pasifik.
Pertemuan antara Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping akan menjadi yang pertama sejak keduanya bertemu awal tahun ini di sebuah resor di California. Pada KTT yang informal dan santai itu, keduanya lebih memusatkan perhatian pada beberapa masalah pelik yang dihadapi hubungan Amerika - China.
Pertemuan kali ini akan jauh berbeda. Keduanya akan duduk bersama di sela-sela KTT kelompok 20 negara ekonomi terbesar di dunia, pertemuan yang sebagian besar membahas isu ekonomi, namun dibayangi konflik Suriah.
China telah berulang kali menyuarakan oposisinya terhadap aksi militer di Suriah dan sejak lama menentang segala bentuk intervensi dalam perang saudara itu. Sama seperti Rusia, China telah memveto dua resolusi PBB yang bertujuan menekan Presiden Suriah Bashar al - Assad.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei kembali mengeluarkan peringatan keras terhadap aksi militer hari Kamis. Ia mengatakan, "Aksi militer unilateral bertentangan dengan hukum internasional dan norma-norma hubungan internasional, dan akan semakin memperkeruh isu Suriah dan menyebabkan pergolakan lebih jauh di Timur Tengah."
Berbicara kepada wartawan di Rusia hari Kamis (5/9), Wakil Menteri Keuangan China Zhu Guangyao menekankan posisi itu dan bahkan mengecam lebih jauh. Zhu memperingatkan aksi militer akan berdampak negatif pada ekonomi global serta harga minyak.
Pengamat politik di Beijing mengatakan pertemuan antara Obama dan Xi kemungkinan tidak akan konfrontatif, tetapi menambahkan tidak banyak ruang untuk negosiasi .
Chen Qi, pengamat politik di Universitas Tsinghua di Beijing mengatakan bahwa mengingat Xi (Jinping) akan bertemu dengan Presiden Rusia dan Obama, kecil kemungkinannya sikap China bisa berubah. Tetapi dia mengatakan secara pribadi, ia yakin Beijing harus melakukannya.
"Saya pikir China harus mendukung intervensi militer Amerika di Suriah karena itu akan menjadi kesempatan untuk membentuk kerjasama strategis antara kedua negara. China juga akan lebih mendapat manfaat dibanding kerugian dari operasi militer," ujar Chen.
Chen menambahkan fokus Amerika yang lebih besar di Timur Tengah berarti semakin sedikit tekanan pada China di kawasan Pasifik.