Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah memberi selamat kepada presiden Indonesia terpilih Joko Widodo awal pekan ini dan menyatakan bahwa hasil pemilihan presiden mengindikasikan komitmen bangsa Indonesia terhadap demokrasi.
Peter McCawley, pakar Indonesia di Australian National University (ANU) mengatakan walaupun Prabowo berencana memperkarakan hasil pemilu, pernyataan Obama secara tidak langsung menunjukkan dukungannya terhadap hasil pilpres.
"Tak pelak lagi bahwa pilpres tidak berlangsung 100 persen bersih. Terdapat banyak laporan permainan 'kotor' dari kedua pihak. Kita perlu tekankan, bahwa itu terjadi pada kedua kubu," kata McCawley.
"(Tapi) menurut standar internasional, pemilihan berlangsung dengan baik. Pejabat pemilu di Indonesia terorganisasi dengan baik, penghitungan berlangsung teratur, dan kotak-kotak suara dikawal dengan seharusnya. Ada perselisihan dengan proses pemilihan di beberapa wilayah di Indonesia, namun rata-rata kecacatan pada sistem cukup minim. Dan, berbagai insiden tersebut tentunya tidak menjadikan hasil akhir tidak sahih."
Kemitraan Komprehensif
Presiden AS menegaskan kembali pentingnya "hubungan dekat dan kerjasama dengan Indonesia," termasuk di dalamnya "kemitraan komprehensif" antar kedua negara.
Obama mengatakan ia menanti-nantikan pertemuannya dengan Jokowi, dan kerjasamanya untuk lebih memperdalam hubungan dan mencapai tujuan bersama.
Kesempatan pertama bagi kedua pemimpin untuk bertemu kemungkinan akan berlangsung di Myanmar, pada KTT Asia Timur di bulan November. Jokowi akan dilantik di bulan Oktober.
Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia secara resmi diluncurkan pada saat Obama berkunjung ke Jakarta di bulan November 2010 dan berfokus pada energi, keamanan, perdagangan dan investasi, demokrasi, masyarakat madani, pendidikan, dan isu iklim dan lingkungan hidup.
Secara keseluruhan, AS dan Indonesia memiliki hubungan baik, walaupun terdapat ada beberapa isu, menurut McCawley.
"Ada kekhawatiran, saat ini, mengenai beberapa kebijakan Indonesia mengenai kontrol terhadap penanaman modal asing. Tapi ini sudah biasa dalam hubungan perdagangan dan investasi antara banyak negara, dan pada soal ini, hubungan kedua negara cukup baik dan kuat," ujar McCawley. "Tentu ada pertanyaan apakah presiden baru akan membawa perubahan kebijakan. Tapi tidak ada tanda bahwa presiden baru akan tidak meneruskan hubungan baik ini."
Obama telah mencoba menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai bagian dari strategi poros Asia yang diusung pemerintahannya.
Analis ANU Greg Fealy mengatakan Indonesia merupakan bagian penting dari strategi tersebut karena lokasinya.
"(Indonesia) adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan terletak di tengah-tengah rute maritim antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan merupakan rute perdagangan penting, dan tentu saja, juga rute militer," ujar Fealy. "Indonesia juga merupakan negara dominan di ASEAN."
"Jadi, sangat penting bagi diplomasi AS di Asia Tenggara untuk mendapatkan dukungan Indonesia terhadap berbagai inisiatif AS, yang dapat mendorong negara-negara lain di wilayah tersebut untuk bekerjasama dengan Amerika Serikat," tambah Fealy.
Laporan HAM
Laporan HAM oleh Amerika Serikat tahun lalu memuat kritiknya terhadap Indonesia atas kegagalan Indonesia menjalankan penyelidikan yang transparan dan terpercaya terhadap berbagai insiden pembunuhan di luar hukum, dan mencantumkan keprihatinannya terhadap ketidakmampuan negara untuk melindungi hak-hak kelompok minoritas agama.
Fealy mengatakan catatan HAM Indonesia seharusnya akan membaik di bawah Jokowi.
"Ia seseorang yang sangat pluralistis. Kita tahu bahwa ia mendapat banyak suaranya dari kelompok non-Muslim, sekitar 13 persen dari populasi, dan ini menunjukkan bahwa kelompok-kelompok minoritas percaya padanya."
Fealy mengatakan Jokowi memiliki sejarah, sebagai gubernur DKI dan walikota Solo, sebagai pemimpin yang berorientasi ekonomi. Jokowi juga menyadari bahwa kesuksesan pemerintahannya akan sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, kata Fealy.
Ini berarti Jokowi akan ingin memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan perdagangan dan investasi dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, tambahnya.