Presiden Amerika Barack Obama telah mengukuhkan kematian sandera Amerika Abdul Rahman Kassig, dengan mengatakan petugas kemanusiaan itu “dibunuh dengan cara yang sangat keji” oleh militan ISIS.
Dalam pernyataan kepada wartawan yang menyertainya dalam pesawat kepresidenan Air Force One hari Minggu (16/11), Presiden Obama menyampaikan “belasungkawa dan doa” kepada kedua orang tua dan keluarga Kassig.
Obama juga menuduh kelompok ISIS “menikmati pembantaian warga tidak berdosa, termasuk warga Muslim, dan hanya menabur kematian dan kehancuran”.
Presiden Obama sedang dalam perjalanannya kembali ke Washington setelah menghadiri KTT G20 di Australia.
Konfirmasi kematian Kassig itu disampaikan setelah mengkaji video yang dipasang ISIS hari Minggu (16/11) yang menunjukkan pemenggalan kepala sejumlah tentara Suriah dan diakhiri dengan seorang militan yang mengklaim telah membunuh warga Amerika, Abdul Rahman Kassig.
Video yang dirilis ISIS itu tidak menunjukkan pemenggalan tersebut.
Militan yang berbicara dalam logat Inggris itu mengatakan mereka telah “menguburkan warga jihadis Amerika pertama” di kota Dabig, Suriah Utara dan mengingatkan tentara Amerika lainnya akan bernasib serupa.
Video yang sama menunjukkan pemenggalan sedikitnya 18 laki-laki yang digambarkan sebagai personil militer Suriah.
Kassig yang berusia 26 tahun adalah mantan tentara Amerika, yang diculik 13 bulan lalu selagi melakukan tugas kemanusiaan di Suriah yang dikoyak perang. Keluarganya mengatakan ia masuk agama Islam ketika disandera dan mengganti nama depannya dari Peter menjadi Abdul Rahman.
Dengan kematian Kassig ini berarti kelompok teroris ISIS telah membunuh lima warga Barat yang disanderanya, yaitu wartawan Amerika James Foley, wartawan Amerika-Israel Steven Sotloff, mantan pakar teknik Angkatan Udara Inggris David Haines dan seorang supir taksi dari Inggris barat laut Alan Henning.
Ibu Kassig – Paula – baru-baru ini dalam program “Today” stasiun televisi NBC mengatakan ia dan suaminya telah menerima rekaman audio putra mereka beberapa minggu lalu, dan ia khawatir nasibnya tidak akan panjang lagi.
Dalam pernyataan hari Minggu, keluarga Kassig menghimbau media untuk tidak menyiarkan gambar-gambar yang dikeluarkan militan ISIS dengan mengatakan “jangan kita larut dalam permainan penyandera ini”.
Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan sangat terkejut dengan “pembunuhan kejam Kassig”.