WASHINGTON DC —
Dalam pembicaraan di Gedung Putih hari Rabu (23/10), kedua pemimpin memusatkan perhatian pada isu serangan pesawat tak berawak Amerika terhadap militan di perbatasan Afghanistan/Pakistan.
Serangan pesawat tak berawak Amerika di Pakistan menempati posisi teratas dalam agenda Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif. Bulan lalu, ia mengatakan dalam Sidang Umum Majelis PBB bahwa memerangi terorisme haruslah mematuhi hukum internasional.
“Penggunaan pesawat tak berawak bersenjata di wilayah-wilayah perbatasan Pakistan merupakan pelanggaran terus menerus terhadap integritas teritorial kami. Ini menimbulkan korban warga sipil dan merusak tekad dan upaya kami untuk menghilangkan ekstremis dan teroris dari Pakistan. Saya mendesak Amerika agar menghentikan serangan-serangan ini,” tegas Sharif.
Serangan-serangan itu menunjukkan ketidakmampuan Pakistan untuk mengontrol wilayah udaranya sendiri, kata Profesor Akbar Ahmed dari Universitas Amerika.
Ahmed mengatakan, “Pesawat tak berawak kini menjadi simbol yang sangat ampuh dan beracun bagi kekuasaan Amerika di Pakistan dan kesediaannya untuk melanggar hukum internasional dan kedaulatan internasional.”
Sebelumnya, hari Selasa (22/10), Jay Carney, juru bicara Presiden Obama membela serangan-serangan itu.
“Amerika tidak melakukan serangan mematikan apabila kita atau mitra kita punya kemampuan menangkap teroris,” ujar Carney.
Namun demikian, pemerintahan Obama tampaknya mengurangi penggunaan pesawat tak berawak. Tapi Profesor Ahmed mengatakan hanya penghentian serangan dapat memperbaiki hubungan Amerika dengan Pakistan.
“Di Pakistan sekarang, sentimennya sangat buruk terhadap Barat, khususnya Amerika, sehingga penghentian serangan pesawat tak berawak akan menurunkan ketegangan,” katanya.
Washington tampaknya berusaha memperbaiki kerusakan hubungan. Pemerintahan Obama bulan ini meminta Kongres lebih dari satu miliar dolar bantuan untuk Pakistan.
Setelah bertemu dengan Sharif sebelum pembicaraan di Gedung Putih, Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan Amerika menginginkan hubungan yang lebih erat.
“Hubungan dengan Pakistan sangat penting. Dengan usahanya sendiri, Pakistan adalah negara demokrasi yang berusaha keras memajukan ekonominya dan mengatasi pemberontakan. Pakistan juga penting bagi stabilitas regional,” papar Kerry.
Militer Pakistan yang kuat mendukung pembukaan pembicaraan "tanpa syarat" dengan pejuang Taliban, tapi siap untuk menggunakan kekerasan, kata Kepala Angkatan Darat Jenderal Asfaq Kayani.
Serangan pesawat tak berawak Amerika di Pakistan menempati posisi teratas dalam agenda Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif. Bulan lalu, ia mengatakan dalam Sidang Umum Majelis PBB bahwa memerangi terorisme haruslah mematuhi hukum internasional.
“Penggunaan pesawat tak berawak bersenjata di wilayah-wilayah perbatasan Pakistan merupakan pelanggaran terus menerus terhadap integritas teritorial kami. Ini menimbulkan korban warga sipil dan merusak tekad dan upaya kami untuk menghilangkan ekstremis dan teroris dari Pakistan. Saya mendesak Amerika agar menghentikan serangan-serangan ini,” tegas Sharif.
Serangan-serangan itu menunjukkan ketidakmampuan Pakistan untuk mengontrol wilayah udaranya sendiri, kata Profesor Akbar Ahmed dari Universitas Amerika.
Ahmed mengatakan, “Pesawat tak berawak kini menjadi simbol yang sangat ampuh dan beracun bagi kekuasaan Amerika di Pakistan dan kesediaannya untuk melanggar hukum internasional dan kedaulatan internasional.”
Sebelumnya, hari Selasa (22/10), Jay Carney, juru bicara Presiden Obama membela serangan-serangan itu.
“Amerika tidak melakukan serangan mematikan apabila kita atau mitra kita punya kemampuan menangkap teroris,” ujar Carney.
Namun demikian, pemerintahan Obama tampaknya mengurangi penggunaan pesawat tak berawak. Tapi Profesor Ahmed mengatakan hanya penghentian serangan dapat memperbaiki hubungan Amerika dengan Pakistan.
“Di Pakistan sekarang, sentimennya sangat buruk terhadap Barat, khususnya Amerika, sehingga penghentian serangan pesawat tak berawak akan menurunkan ketegangan,” katanya.
Washington tampaknya berusaha memperbaiki kerusakan hubungan. Pemerintahan Obama bulan ini meminta Kongres lebih dari satu miliar dolar bantuan untuk Pakistan.
Setelah bertemu dengan Sharif sebelum pembicaraan di Gedung Putih, Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan Amerika menginginkan hubungan yang lebih erat.
“Hubungan dengan Pakistan sangat penting. Dengan usahanya sendiri, Pakistan adalah negara demokrasi yang berusaha keras memajukan ekonominya dan mengatasi pemberontakan. Pakistan juga penting bagi stabilitas regional,” papar Kerry.
Militer Pakistan yang kuat mendukung pembukaan pembicaraan "tanpa syarat" dengan pejuang Taliban, tapi siap untuk menggunakan kekerasan, kata Kepala Angkatan Darat Jenderal Asfaq Kayani.