Pihak oposisi dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari Republik Kongo akan mengadakan pertemuan, Kamis (22/10) dengan para utusan dari Amerika Serikat dan Eropa untuk membicarakan keadaan politik di negara itu, dimana referendum yang dapat mengizinkan presiden mencalonkan diri untuk masa-jabatan ketiga telah menyulut kekerasan politik.
Perfect Kolelas, pemimpin oposisi Gerakan Kongo untuk Demokrasi dan Pembangunan Terpadu, mengatakan agendanya mencakup dialog untuk membantu mengakhiri kekerasan politik negara itu, yang telah mengakibatkan empat orang tewas hari Selasa.
Kolelas meminta kepada masyarakat internasional, termasuk Uni Afrika, agar turun tangan untuk memastikan undang-undang dasar tidak dilanggar.
Para pemrotes dan pasukan keamanan bentrok lagi hari Rabu di ibukota Brazzaville, ketika pemrotes berusaha memasang barikade dan polisi menanggapinya dengan gas air mata. [gp]