Oxfam, organisasi anti-kemiskinan, hari Kamis (14/4) menuduh 50 perusahaan terbesar Amerika menyimpan aset sekitar 1,4 triliun dolar dalam rekening di luar negeri guna menghindari pembayaran pajak miliaran dolar di Amerika.
Dalam laporannya, Oxfam mengatakan, sebagian perusahaan itu terkenal di Amerika, termasuk produsen obat Pfizer, bankir investasi Goldman Sachs, pengecer Walmart, teknologi raksasa Apple, produsen elektronik General Electric, dan produsen piranti lunak Microsoft, menyimpan cadangan uang tunai di luar negeri.
Praktek itu sah, meskipun sesekali menjadi topik perdebatan di Amerika. Namun, Washington yang terpecah secara politik, sejauh ini tidak mampu mengatur penggunaan rekening di luar negeri.
Sejak tahun 2008 sampai 2014, menurut Oxfam, 50 perusahaan terbesar Amerika secara keseluruhan mendapat 27 dolar berupa pinjaman federal, jaminan pinjaman, dan dana talangan untuk setiap dolar pajak yang mereka bayar.
Menurut organisasi yang berpusat di London itu, 45 dari 50 perusahaan itu menggunakan jaringan 1.600 rekening di luar negeri untuk secara efektif memotong tarif pajak Amerika menjadi 26,5 persen. Hanya lima perusahaan yang membayar tingkat pajak penuh, 35 persen.
Serangan Oxfam terhadap perusahaan-perusahaan Amerika itu datang setelah wartawan investigasi, berdasar bocoran informasi dari firma hukum di Panama, membeberkan bahwa orang kaya, berkuasa dan terkenal dunia selama puluhan tahun mendirikan perusahaan di luar negeri untuk menyembunyikan aset dan sering kali untuk menghindari pajak. [ka/al]
