Para ilmuwan forensik Swiss hari Kamis (7/11) mengkonfirmasi bahwa mendiang pemimpin Palestina Yasser Arafat menelan radioaktif polonium yang mematikan sebelum kematiannya sembilan tahun lalu. Kadar polonium setinggi itu tidak mungkin kecelakaan.
Laboratorium Swiss memeriksa jenazah Arafat dan pakaian dalam serta tas yang terus bersamanya pada hari-hari sebelum kematiannya di sebuah rumah sakit di Paris.
Tim ilmuwan itu menyimpulkan unsur radioaktif itu terkonsentrasi pada kadar yang tidak mungkin terjadi secara alami.
Berbicara kepada wartawan hari Kamis di Lausanne, tim pakar Swiss itu mengatakan hasil tes tidak membenarkan atau membantah polonium adalah penyebab spesifik kematian Arafat, tetapi mereka menambahkan ada dukungan “moderat” bagi gagasan bahwa pemimpin Palestina berusia 75 tahun itu diracuni dengan zat radioaktif berkadar tinggi.
Kalangan ahli forensik dari Perancis dan Rusia juga mengambil sampel dari jenazah Arafat tahun 2012. Moskow telah mengatakan pemeriksaannya tidak menemukan jejak Polonium, sementara hasil dari analisis Perancis belum dirilis.
Laboratorium Swiss memeriksa jenazah Arafat dan pakaian dalam serta tas yang terus bersamanya pada hari-hari sebelum kematiannya di sebuah rumah sakit di Paris.
Tim ilmuwan itu menyimpulkan unsur radioaktif itu terkonsentrasi pada kadar yang tidak mungkin terjadi secara alami.
Berbicara kepada wartawan hari Kamis di Lausanne, tim pakar Swiss itu mengatakan hasil tes tidak membenarkan atau membantah polonium adalah penyebab spesifik kematian Arafat, tetapi mereka menambahkan ada dukungan “moderat” bagi gagasan bahwa pemimpin Palestina berusia 75 tahun itu diracuni dengan zat radioaktif berkadar tinggi.
Kalangan ahli forensik dari Perancis dan Rusia juga mengambil sampel dari jenazah Arafat tahun 2012. Moskow telah mengatakan pemeriksaannya tidak menemukan jejak Polonium, sementara hasil dari analisis Perancis belum dirilis.