Pengadilan Pakistan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada 10 pria yang melakukan serangan tahun 2012 terhadap peraih Nobel Malala Yousufzai yang atas perannya sebagai aktivis bagi pendidikan perempuan.
Dua di antara kesepuluh pria tersebut, Israrullah dan Izhar, merupakan pelaku serangan sementara yang lainnya menjadi bagian dari perencanaan.
Kelompok Taliban Pakistan mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengatakan akan menargetkan Malala lagi jika ia kembali ke Pakistan.
Kepala kelompok tersebut, Mullah Fazlullah, masih buron dan diyakini bersembunyi di Afghanistan bersama dengan Ataullah, pria yang diduga menembak Malala dan dua teman Malala.
Malala baru berusia 14 tahun ketika ia ditembak dalam perjalanan pulang dari sekolah di Lembah Swat. Ia diterbangkan untuk perawatan ke Inggris, di mana ia kini tinggal.
Nama Malala mulai dikenal saat ia mulai menulis blog bagi BBC layanan bahasa Urdu dengan nama pena Gul Makai. Dalam blognya, ia bercerita mengenai Taliban yang berusaha mencegah ia dan anak-anak perempuan lain untuk mengenyam pendidikan. Tahun 2014, Malala menjadi peraih Nobel Perdamaian termuda.
Lembah Swat sekarang berada di bawah kendali militer Pakistan yang mengambil alih kekuasaan kembali dari Taliban.
Kesepuluh pria tersebut ditahan pada September 2014 dalam sebuah operasi gabungan antara militer dan polisi setempat.
Juru bicara angkatan bersenjata Pakistan Asim Bajwa mengatakan Zafar Iqbal, seorang pemilik toko mebel di Swat, memimpin para penyerang atas perintah dari Fazlullah, yang berkomunikasi dengan kelompok di Pakistan melalui kartu mikro SD yang dibawa oleh kurir.