Pasukan keamanan Pakistan menggrebek sebuah pesantren di kota Quetta, Pakistan barat-daya dan menangkap kira-kira 100 orang warga Afghanistan karena dicurigai terkait dengan kelompok militan, kata para pejabat.
Jurubicara pemerintah provinsi Anwar ul-Haq Kakar mengatakan kepada VOA para tahanan tidak memiliki KTP. Pihak berwenang juga menyita “buku-buku yang tidak dikehendaki” dari pesantren yang bernama Madrasah Abdullah bin Zubair itu. Lembaga itu, katanya, telah ditutup setelah penggrebekan tadi malam di daerah Bhoosa Mandi dan para tahanan sedang diselidiki untuk pengambilan tindakan hukum lebih jauh.
Tidak jelas apa yang mendorong penggrebekan hari Sabtu tetapi daerah itu terkenal menampung kaum ektrimis yang terkait dengan kelompok-kelompok terlarang, termasuk Taliban Afghanistan.
Para pejabat Afghanistan telah lama menuduh pemberontakan Taliban diperintah dari pimpinan dewan perangnya yang bernama Quetta Shura yang berbasis di kota Pakistan itu dan telah mendesak Islamabad agar mengusir pemberontak tersebut. Para pejabat Pakistan membantah tuduhan itu, walaupun mereka mengakui kehadiran laskar pemberontak di antara ratusan ribu orang pengungsi Afghanistan di provinsi Pakistan itu.
Serangan dari yang dicurigai drone Amerika bulan Mei menewaskan buronan pemimpin Taliban Afghanistan, Mullah Akhtar Mansoor, di daerah terpencil provinsi Baluchistan, yang ibukotanya adalah Quetta.
Hari Sabtu, Menteri Dalam Negeri Baluchistan Sarfaraz Bugti mengungkapkan pasukan keamanan menangkap 6 orang petugas al-Qaida dan ISIS di daerah terpencil Noshki, yang terletak di jalan menuju perbatasan Pakistan dengan Afghanistan dan Iran. [gp]