Dalam sebuah pernyataan hari Selasa, Kementerian Luar Negeri Pakistan mengecam keras operasi komando Amerika yang menewaskan Osama bin Laden. Pernyataan itu menyebutkan operasi tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan atau persetujuan Pakistan.
Pernyataan itu juga mengatakan badan intelijen Pakistan atau ISI telah berbagi informasi tentang tempat persembunyian bin Laden di Abbottabad kepada Badan Intelijen Amerika, CIA, dan "badan-badan intelijen sahabat lainnya" sejak tahun 2009.
Pakistan juga memperingatkan bahwa negara-negara lain tidak boleh menganggap mereka dengan bebas bisa keluar masuk Pakistan.
Selama bertahun-tahun, Pakistan mengeluh karena serangan-serangan pesawat tak berawak Amerika, yang melanggar kedaulatan mereka dengan menembakkan misil pada tersangka militan di kawasan-kawasan kesukuan yang berbatasan dengan Afghanistan.
Dalam tulisannya di surat kabar Washington Post hari Selasa, Presiden Pakistan Asif Ali Zardari membela sepak terjang pemerintahannya dalam melawan teroris, dan mengatakan meskipun pembunuhan pemimpin Al-Qaeda itu bukan operasi gabungan antara Amerika dan Pakistan, Pakistan telah membantu untuk mengidentifikasi kurir Al-Qaida yang jejaknya tercium para pejabat intelijen Amerika, sampai ke tempat persembunyian bin Laden.
Namun, Pakistan terus mendapat kecaman dari para anggota Kongres Amerika. Mereka mendesak dilakukan penyelidikan tentang bagaimana mungkin teroris yang paling dicari di dunia itu bisa tinggal tanpa diketahui di Abbottabad, kota yang memiliki militer dalam jumlah besar dan sekaligus markas akademi militer Pakistan. Berbagai pertanyaan juga muncul di Pakistan mengenai apa yang diketahui pemerintah tentang misi pembunuhan bin Laden itu.
Sementara, politisi oposisi Haroon Akhtar mengatakan pemerintahan Zardari berdiam diri karena takut mendapat balasan dari kaum ekstrimis. Akhtar mengatakan, "Tidak mungkin empat helikopter bisa terbang ke Pakistan tanpa tertangkap radar dan kita tidak mengetahuinya, lalu Presiden Obama menghubungi Presiden kita dan mengatakan "terima kasih banyak, kita sudah masuk ke Pakistan dan membunuh sekian banyak orang." Bukan itu yang terjadi. Yang kita khawatirkan adalah dampaknya dan itu sebabnya kita diam saja. Itu sebabnya kita tidak memberikan rincian."
Banyak warga Pakistan yang marah dan malu atas apa yang mereka anggap sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara mereka. Setelah serangan tersebut, ketegangan di Pakistan cukup tinggi. Hari Selasa, Amerika membuka kembali kedutaan besarnya di Islamabad dan konsulatnya di Karachi, tetapi konsulat di Peshawar dan Lahore masih ditutup karena masalah keamanan.
Utusan khusus Amerika ke Afghanistan dan Pakistan, Marc Grossman, yang berada di Islamabad untuk mengadakan pembicaraan tri-lateral yang telah dijadwalkan sebelumnya antara Amerika, Pakistan dan Afghanistan, mengatakan kematian bin Laden itu bermanfaat bagi ketiga negara.
Dalam tulisannya di Washington Post, Presiden Zardari juga mengatakan bahwa Taliban telah mengancamnya dan pemerintahannya tak lama setelah pembunuhan Osama bin Laden tersebut. Dia mengatakan Pakistan tidak akan "terintimidasi" dan menyatakan "Perang melawan teroris adalah juga perang Pakistan, seperti juga perang yang dilancarkan Amerika.”