Dua perusahaan tambang internasional telah menyelesaikan sengketa yang telah berlangsung lama dengan Pakistan. Para pejabat mengatakan perjanjian yang disepakati akan menghidupkan lagi proyek pengembangan salah satu cadangan (deposit) emas dan tembaga terbesar di dunia, di negara Asia Selatan itu.
Pada 2011, perusahaan asal Kanada Barrick Gold Corp. dan perusahaan Chili Antofagasta sebelumnya telah menangguhkan operasi di tambang Reko Diq di provinsi Balochistan, setelah Pakistan menolak memberi lisensi kepada dua perusahaan tersebut untuk mengembangkan proyek itu. Langkah pemerintah itu berujung pada sengketa hukum yang berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun.
Kantor Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan dalam pernyataan bahwa berdasarkan perjanjian baru yang ditandatangani oleh Barrick pada Minggu (20/3), penalti hampir sebesar $11 miliar atau lebih dari Rp157 triliun yang dijatuhkan kepada Pakistan oleh pengadilan arbitrase Bank Dunia akan dihapus.
Barrick akan berinvestasi hampir $10 miliar atau sekitar Rp143 triliun di Balochistan dan akan menciptakan lebih dari 8.000 lapangan pekerjaan, menurut pernyataan yang dikeluarkan setelah upacara penandatanganan di Islamabad.
Selain itu, investasi sekitar $1 miliar atau lebih dari Rp14 triliun akan disalurkan untuk membangun jalan, sekolah, rumah sakit. Dana itu juga akan digunakan untuk membangun institut pelatihan teknis bidang pertambangan di wilayah Balochistan yang populasi penduduknya kecil. [vm/pp]