Hubungan TNI Polri yang belakangan sering diwarnai bentrokan di tingkat prajurit, menjadi salah satu pokok bahasan dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan para Panglima Komando Utama (Pangkotama) di Istana Bogor Jawa Barat Jumat (28/11). Dengan didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Presiden meminta TNI dan Polri mengintensifkan pertemuan tidak hanya di level elite yang sering bertatap muka namun juga di tingkat prajurit.
"Saya juga tadi sampaikan agar antara TNI dan Polri ini saling ketemu. Tidak hanya komandan-komandannya tapi juga prajurit anak buah itu harus sering ketemu. Sehingga kita semuanya merasa satu. Sehingga rukun. Sehingga tidak ada bentrokan lagi. Dan tidak ada bentrokan lagi. Damai semuanya," ujar Presiden Jokowi.
Untuk penanganan kasus bentrokan di Batam, Presiden Jokowi meminta agar peristiwa itu tidak lagi terulang di kemudian hari.
Sementara itu Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengaku berbagai cara telah dicoba untuk mencegah terulangnya bentrokan antara prajurit TNI dengan Polri, namun tidak cukup efektif. Sebuah metode baru menurut Panglima sedang disiapkan Polri bersama TNI yang tujuannya lebih menggalang kebersamaan dan persatuan antar prajurit sedari awal.
Moeldoko mengatakan, "Kami telah bersepakat dengan Kapolri. Kita ingin membuat sebuah proyeksi kedepan agar para taruna TNI dan Polri nantinya untuk kepentingan strategis kedepan mereka akan kita satukan kembali di Magelang. Pada saat melakukan pendidikan dasar keprajuritan kurang lebih 6 bulan."
Pendidikan dasar bersama antara TNI Polri ini menurut Panglima, bukan pada tekhnik militer tetapi lebih pada nilai-nilai kebangsaaan dan disiplin prajurit.
Panglima mencontohkan, dirinya bersama Kapolri Jenderal Sutarman pernah sama-sama menempuh pendidikan bersama sehingga secara psikologis mudah untuk berkomunikasi jika ada sesuatu hal yang ingin dibahas.
"Kita dulu memiliki kondisi yang sama didalam membangun emosi. Sehingga terbangun suatu kondisi yang tertata kedepan. Seperti saya dengan pak Sutarman (Kapolri) secara psikologis mudah berkomunikasi karena pernah sama-sama di (Akademi militer) (Lembah) Tidar (Magelang) waktu itu. Itu yang kita analogikan," tambahnya.
Sebelumnya pada Rabu (19/11) lalu terjadi bentrokan antara prajurit TNI dengan Polri di Batam. Seorang anggota TNI bernama Praka Joni Marpaung tewas dalam kejadian itu. Ini adalah bentrokan kali kedua setelah sebelumnya terjadi pada September silam terkait kasus penimbunan Bahan Bakar Minyak Bersubsidi (BBM).
Pengamat militer Wawan Purwanto kepada VOA mengatakan perlu ada forum silahturami di tingkat bintara dan tamtama TNI Polri di tingkat wilayah. Hal ini untuk mencegah benturan antara 2 institusi itu di kemudian hari
"Usulan dari Panglima itu bagus ya. Tapi kalau setau saya kalau di Magelang tentunya hanya di tingkat perwira. Nah yang sering konflik dengan polri kan pada tingkat bintara dan tamtama. Untuk itu di tiap wilayah harus sering silahturahmi. Ada suatu komite bersama antara TNI dengan Polri yang bertemu secara bergiliran," ujar Wawan.