Pengumuman itu muncul hanya satu hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, ia akan berusaha memulihkan hubungan penuh dengan Turki, namun mengingatkan bahwa membangun kembali hubungan perdagangan akan memakan banyak waktu. Putin mengeluarkan pernyataan tersebut setelah pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Saint Petersburg.
Erdogan mengatakan kedua negara akan memulihkan target perdagangan tahunannya yang mencapai 100 miliar dolar dan akan mempercepat usaha memulai kembali bisnis pesawat carteran.
Pemimpin Turki itu mengatakan, ia siap membangun saluran pipa gas alam dengan Rusia dan merundingkan kesepakatan untuk membangun instalasi tenaga nuklir pertama Turki.
Marc Pierini, seorang cendekiawan di Carnegie Europe dan mantan Dubes Uni Eropa untuk Turki, mengatakan kepada VOA, tidak ada jaminan bahwa Rusia dan Turki akan dapat menyelesaikan perselisihan mereka terkait konflik Suriah. Kedua negara itu mendukung pihak-pihak yang saling bertentangan dalam perang saudara tersebut.
Erdogan mengalihkan perhatian ke Rusia setelah muncul kritikan dari Barat pasca kudeta, dan dalam usaha untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia setelah Turki menembak jatuh pesawat tempur Rusia di perbatasan Suriah tahun lalu. [ab/as]
