Para pemimpin Komunitas Afrika Timur (EAC) bertemu, Rabu (2/3), di Arusha, Tanzania. Komunitas yang terdiri dari Burundi, Kenya, Rwanda, Tanzania dan Uganda, serta bermarkas di Arusha tersebut, selama ini memediasi pembicaraan perdamaian di Burundi di bawah kepemimpinan Presiden Uganda Yoweri Museveni. Namun, pembicaraan itu sejauh ini tidak membuahkan hasil praktis.
Pada pertemuan itu, para pemimpin Afrika Timur kemungkinan akan mendapat laporan dari Presiden Museveni mengenai usaha-usaha mediasinya yang saat ini sedang berlangsung. Namun, yang menjadi pertanyaan penting pada KTT di Arusha ini adalah apakah Presiden Burundi Pierre Nkurunziza akan hadir.
Menteri Luar Negeri Burundi Alain Nyamitwe hanya mengatakan kepada VOA, negaranya akan diwakili wakil presiden kedua negara itu.
Pemerintah Burundi mengatakan bulan lalu akan menerima tawaran Afrika Selatan untuk memfasilitasi dialog antar-Burundi yang sedang berlangsung. Menlu Nyamitwe mengatakan, Afrika Selatan memainkan peran penting dalam proses perdamaian di Burundi pada akhir 1990-an dan awal 2000.
Ia mengatakan, jika Afrika Selatan menawarkan untuk memfasilitasi dialog, perannya tidak akan bertentangan dengan apa yang saat ini dilakukan Presiden Museveni dan Komunitas Afrika Timur melainkan melengkapinya.
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma memimpin delegasi Uni Afrika yang mengunjungi Burundi pekan lalu. Sekjen PBB Ban Ki-moon juga mengunjungi Bujumbura dan melangsungkan pertemuan dengan semua pihak yang terlibat dalam krisis di Burundi. Ia mengatakan, Presiden Nkurunziza telah berjanji untuk terlibat dalam dialog menyeluruh dengan oposisi untuk mengakhiri krisis politik yang telah berlangsung berbulan-bulan. [ab/as]