Ekor pesawat jet penumpang AirAsia yang jatuh bulan lalu berposisi terbalik dan sebagian terbenam di dasar laut, dan para ahli sedang mencoba mencari cara untuk mengambil kotak hitam pesawat itu, menurut seorang pejabat Badan SAR Nasional.
Para penyelam dan sebuah kendaraan bawah laut tak berawak pada Rabu (7/1) menemukan ekor pesawat yang jatuh ke dalam Laut Jawa dengan 162 orang di dalamnya itu. Penemuan ini penting karena kotak hitam jet tersebut, yang seharusnya dapat membantu menunjukkan sebab jatuhnya pesawat -- berada di bagian belakang pesawat itu.
Sedikitnya enam kapal dengan peralatan yang dapat mendeteksi obyek-obyek bawah laut dan kotak hitam pesawat, dibantu sembilan kapal perang, bekerja di wilayah tempat ekor pesawat terlihat, menurut Suryadi B. Supriyadi, koordinator pencarian dan penyelamatan Basarnas dari pangkalan angkatan udara di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Suryadi mengatakan nomor registrasi PK-AXC dan bagian logo AirAsia membuktikan bahwa memang itu bagian dari pesawat yang jatuh. Ia mengatakan dua penyelam militer Indonesia menunjukkan bagaimana ekor pesawat jatuh ke dalam dasar laut berlumpur dalam keadaan terbalik.
"Tim-tim ahli dari Indonesia dan Perancis sekarang ini mencari teknik untuk menemukan dan mengangkat kotak hitam dari ekor pesawat dalam posisi seperti itu," ujar Suryadi.
Bagian ekor tersebut berada sekitar 9 kilometer dari posisi terakhir pesawat bernomor penerbangan 8501 itu sebelum kehilangan kontak pada 28 Desember.
Tony Fernandes, CEO AirAsia, menyambut baik berita tersebut. Ia menulis di Twitter bahwa jika memang itu bagian ekor pesawat, maka alat-alat perekam suara kokpit dan data penerbangan, atau kotak-kotak hitam, "seharusnya ada di situ."
Ia mengatakan prioritas maskapai itu adalah menemukan semua jenazah "untuk mengurangi duka cita para keluarga kita."
Maskapai itu mengatakan seluruh keluarga korban akan mendapatkan kompensasi sesuai dengan hukum Indonesia.
Masing-masing akan menerima Rp 1,25 miliar, menurut presiden AirAsia Indonesia, Sunu Widyatmoko, pada wartawan di Surabaya.
Sejauh ini, 40 jenazah telah ditemukan, namun waktu hampir habis karena setelah dua minggu, sebagian besar jenazah akan tenggelam, ujar Kombespol Anton Castilani, kepala unit identifikasi korban bencana, dan sudah ada tanda-tanda jenazah-jenazah itu telah melapuk.
Pihak berwenang masih berharap banyak dari lebih dari 122 mayat itu akan ditemukan di dalam badan pesawat, yang diyakini ada di dekat ekor pesawat. (AP)