Direktur BASARNAS, Henry Bambang Soelistyo, mengatakan, wilayah pencarian bagi rongsokan dan jasad penumpang AirAsia8501 diperluas, sementara upaya penemuan "kotak hitam" pesawat atau perekam data penerbangan dilanjutkan.
Soelistyo mengumumkan dalam sebuah jumpa pers, hari Selasa, pihak berwenang membuka wilayah pencarian "prioritas ke dua" di Laut Jawa. Pesawat terbang itu jatuh ke laut lebih dari seminggu lalu dalam cuaca badai, meski belum diumumkan secara resmi penyebabnya.
Tim SAR telah berupaya mencapai apa yang mereka yakini bagian ekor pesawat, di mana terletak mesin perekam data penerbangan. Tim pakar forensik dari Australia telah bekerja dengan Indonesia dalam membantu mengidentifikasi jasad-jasad itu.
Pihak berwenang mengatakan operasi pencarian AirAsia bernomor penerbangan 8501 akan diperluas sedikit ke arah timur Selasa (6/1) karena cuaca dan arus menyeret puing-puingnya ke arah tersebut.
Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional Suryadi B. Supriyadi mengatakan cuaca buruk menghambat pencarian bagian-bagian pesawat dan 125 jenazah yang masih hilang.
Terdapat 162 penumpang dan awak di dalam Airbus 320 itu ketika jatuh pada 28 Desember. Sejauh ini, 37 jenazah telah ditemukan.
Suryadi menambahkan, dari puing-puing yang ditemukan sejauh ini, menunjukkan bahwa pesawat itu pecah menjadi beberapa bagian.
Di Jakarta, hari Senin (5/1), pemerintah Indonesia memecat sejumlah pejabat penerbangan, setelah diketahui bahwa AirAsia 8501 tidak memiliki izin terbang ketika jatuh ke laut. Departemen Perhubungan telah menghentikan rute penerbangan maskapai AirAsia dan akan mengadakan penyelidikan penuh, yang terpisah dari investigasi kecelakaan pesawat.
Sementara maskapai itu sedang diselidiki, pemerintah telah melarang semua penerbangan Air Asia antara Surabaya dan Singapura.
