TOKYO —
Warga Jepang, seperti telah diperkirakan, mencampakkan partai yang yang mereka pilih untuk berkuasa tiga tahun lalu.
Partai Demokrasi Jepang (DPJ), dilumpuhkan oleh pembelotan anggota legislatifnya, kehilangan lebih dari duapertiga kursi di majelis rendah yang beranggotakan 480 orang.
Perdana Menteri Yoshihiko Noda mengakui hal itu dalam konferensi pers singkat. Noda mengatakan kekalahan itu adalah tanggung jawabnya, karena itu ia akan mengundurkan diri dari jabatan sebagai ketua partai itu.
Di antara puluhan partai yang mencalonkan anggota-anggotanya, partai yang menang telak adalah Partai Demokrasi Liberal (LDP), memperoleh mayoritas kursi di parlemen. Partai itu terus menerus berkuasa di Jepang dari 1955 sampai 2009.
LDP, partai konservatif tradisional Jepang, bersekutu dengan Partai Komei Baru (yang terkait erat dengan sekte Buddha yang kontroversial Soka Gakkai), berhasil mendapatkan duapertiga mayoritas kursi di majelis rendah. Itu akan memungkinkan partai tersebut mengalahkan semua veto atas rancangan undang-undang oleh majelis tinggi, di mana Partai Demokrasi Jepang adalah partai tunggal terbesar.
Diperkirakan akan menjadi perdana menteri Jepang mendatang adalah politisi generasi ketiga dan kerabat dua mantan perdana menteri, yaitu Shinzo Abe, yang menjabat sebentar dari 2006 sampai 2007.
Abe mengatakan ia sadar tidak semua warga menaruh kepercayaan kepada LDP, meskipun kemenangan besar partai itu.
Berbicara lewat jaringan televisi NHK, Abe mengatakan Partai DPJ kalah karena partai itu tidak mengelola pemerintahan dengan baik dalam tiga tahun terkahir. Ia berjanji LDP akan berusaha keras dan memenuhi harapan rakyat.
Jajak pendapat mendapatkan, ekonomi adalah keprihatinan utama, bukan kekhawatiran mengenai geopolitik atau kecemasan mengenai pusat-pusat pembangkit listrik nuklir. Meski demikian, warga memilih partai yang sama, yang memerintah ketika Jepang mengalami kemunduran ekonomi.
Abe berjanji mengakhiri deflasi, menurunkan nilai mata uang yen dan menumbuhkan ekonomi yang terbenam dalam spiral deflasi selama bertahun-tahun. Sebagian pihak mengecam rencana ekonomi Abe yang pada dasarnya terdiri dari peningkatan besar belanja pemerintah yang akan lebih membengkakkan beban hutang yang sudah dua kali lebih besar perekonomian Jepang.
Abe diperkirakan akan secara resmi dipilih sebagai perdana menteri dalam sidang majelis rendah tanggal 20 Desember.
Partai Demokrasi Jepang (DPJ), dilumpuhkan oleh pembelotan anggota legislatifnya, kehilangan lebih dari duapertiga kursi di majelis rendah yang beranggotakan 480 orang.
Perdana Menteri Yoshihiko Noda mengakui hal itu dalam konferensi pers singkat. Noda mengatakan kekalahan itu adalah tanggung jawabnya, karena itu ia akan mengundurkan diri dari jabatan sebagai ketua partai itu.
Di antara puluhan partai yang mencalonkan anggota-anggotanya, partai yang menang telak adalah Partai Demokrasi Liberal (LDP), memperoleh mayoritas kursi di parlemen. Partai itu terus menerus berkuasa di Jepang dari 1955 sampai 2009.
LDP, partai konservatif tradisional Jepang, bersekutu dengan Partai Komei Baru (yang terkait erat dengan sekte Buddha yang kontroversial Soka Gakkai), berhasil mendapatkan duapertiga mayoritas kursi di majelis rendah. Itu akan memungkinkan partai tersebut mengalahkan semua veto atas rancangan undang-undang oleh majelis tinggi, di mana Partai Demokrasi Jepang adalah partai tunggal terbesar.
Diperkirakan akan menjadi perdana menteri Jepang mendatang adalah politisi generasi ketiga dan kerabat dua mantan perdana menteri, yaitu Shinzo Abe, yang menjabat sebentar dari 2006 sampai 2007.
Abe mengatakan ia sadar tidak semua warga menaruh kepercayaan kepada LDP, meskipun kemenangan besar partai itu.
Berbicara lewat jaringan televisi NHK, Abe mengatakan Partai DPJ kalah karena partai itu tidak mengelola pemerintahan dengan baik dalam tiga tahun terkahir. Ia berjanji LDP akan berusaha keras dan memenuhi harapan rakyat.
Jajak pendapat mendapatkan, ekonomi adalah keprihatinan utama, bukan kekhawatiran mengenai geopolitik atau kecemasan mengenai pusat-pusat pembangkit listrik nuklir. Meski demikian, warga memilih partai yang sama, yang memerintah ketika Jepang mengalami kemunduran ekonomi.
Abe berjanji mengakhiri deflasi, menurunkan nilai mata uang yen dan menumbuhkan ekonomi yang terbenam dalam spiral deflasi selama bertahun-tahun. Sebagian pihak mengecam rencana ekonomi Abe yang pada dasarnya terdiri dari peningkatan besar belanja pemerintah yang akan lebih membengkakkan beban hutang yang sudah dua kali lebih besar perekonomian Jepang.
Abe diperkirakan akan secara resmi dipilih sebagai perdana menteri dalam sidang majelis rendah tanggal 20 Desember.