Perdana Menteri David Cameron mengatakan, ia akan membentuk pemerintah baru setelah partainya, Partai Konservatif, meraih mayoritas dalam pemilu parlemen hari Kamis, meski jajak-jajak pendapat memprediksikan hasil yang tidak meyakinkan.
Cameron akan memperoleh lima tahun lagi masa jabatan sebagai perdana menteri dan Partainya memperoleh lebih dari 326 dan 650 kursi yang tersedia untuk diperebutkan di parlemen. Hasil pemilu itu mendorong pengunduran diri para pemimpin partai oposisi, termasuk Ed Miliband dari Partai Buruh yang meraih posisi kedua dalam jumlah perolehan kursi.
Berbicara setelah mengunjungi Ratu Elizabeth di Istana Buckingham, Cameron bersumpah akan memerintah untuk menyatukan Inggris sebagai satu negara, dan berjanji akan mengadakan referendum mengenai apakah Inggris, negara dengan perekonomian kelima terbesar di dunia, sebaiknya tetap dalam blok perdagangan 28-negara Uni Eropa.
Beberapa analis media berspekulasi, referendum demikian akan diselenggarakan dalam waktu dua tahun.
Para analis juga mengatakan pemerintahan Konservatif akan harus mencari persamaan pandangan dengan Skotlandia dan tuntutannya akan kemerdekaan yang lebih besar.
Kejutan dari hasil pemilu
Kemenangan besar Partai Nasional Skotlandia adalah salah satu kejutan terbesar. Partai pro-pemisahan diri itu memperoleh lebih dari 50 kursi, mengalahkan telak Partai Buruh danmembuat Skotlandia hampir seperti negara bagian dengan partai tunggal.
Partai Buruh juga gagal mencapai terobosan di England dan Wales. Pemimpin Partai Buruh Ed Miliband menyebut pemilu hari Kamis sangat mengecewakan dan menyulitkan bagi Partai Buruh dan mengatakan kekalahan di Skotlandia disebabkan “peningkatan nasionalisme” yang melanda Partai Buruh.
Partai Nasional Skotlandia adalah salah satu kejutan terbesar tadi malam karena partai itu mengalahkan dengan telak Partai Buruh dengan lebih 50 kursi, yang membuat Skotlandia hampir seperti negara bagian partai tunggal.
Sementara itu, Partai Buruh juga gagal mencapai terobosan di Inggris dan Wales. Pemimpin Partai Buruh Ed Miliband menyebut pemilu hari Kamis sangat mengecewakan dan menyulitkan bagi Partai Buruh dan mengatakan kekalahan di Skotlandia disebabkan “peningkatan nasionalisme” yang melanda Partai Buruh.