Tautan-tautan Akses

Partai Mantan PM Pakistan Ingin Bentuk Pemerintahan, Ancam Demonstrasi


Poster mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang sedang dipenjara menghadap ke kantor partainya di Islamabad, Pakistan, 9 Februari 2024. (Foto: AP)
Poster mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang sedang dipenjara menghadap ke kantor partainya di Islamabad, Pakistan, 9 Februari 2024. (Foto: AP)

Para kandidat yang didukung oleh partai oposisi Pakistan dipimpin oleh Imran Khan yang sedang dibui berencana membentuk pemerintahan, kata seorang pembantu senior mantan perdana menteri pada Sabtu (10/2). Ia mendesak para pendukungnya untuk melakukan protes secara damai jika hasil akhir pemilu tidak diumumkan.

Negara Asia Selatan yang berpenduduk 241 juta jiwa tersebut menggelar pemilu pada Kamis (8/2), pada saat Pakistan sedang berjuang untuk pulih dari krisis ekonomi dan memerangi kekerasan militan dalam lingkungan politik yang sangat terpolarisasi.

Baik Khan maupun saingan utamanya, mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif yang tiga kali menjabat, mendeklarasikan kemenangan pada Jumat. Hal tersebut meningkatkan ketidakpastian mengenai siapa yang akan membentuk pemerintahan berikutnya pada saat diperlukan tindakan kebijakan yang cepat untuk mengatasi berbagai tantangan.

Gohar Khan, ketua partai Khan Tehreek-Insaf (PTI) Pakistan yang juga bertindak sebagai pengacara mantan perdana menteri, meminta “semua institusi” di Pakistan untuk menghormati mandat partainya.

Dalam konferensi pers, dia mengatakan jika hasil lengkap pemilu tidak diumumkan pada Sabtu (10/2) malam, partainya akan menggelar demonstrasi damai pada Minggu (11/2) di luar kantor pemerintah untuk mengembalikan hasil pemilu di seluruh negeri.

Sharif mengatakan pada Jumat (10/2) bahwa partainya menjadi kelompok terbesar dan akan berbicara dengan kelompok lain untuk membentuk pemerintahan koalisi.

Pada Sabtu pukul 17.00 waktu setempat, hasil 10 dari 265 kursi yang diperebutkan dalam pemilu belum diumumkan meski telah 48 jam sejak pemungutan suara ditutup.

Penghitungan terakhir yang diunggah di situs web komisi pemilu, menunjukkan kandidat independen berhasil memenangkan 100 kursi, dengan Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) pimpinan Sharif meraih 72 kursi.

Setidaknya 90 kandidat independen yang menang didukung oleh Khan dan partainya, berdasarkan analisis Reuters. Hal ini menempatkan mereka jauh di depan partai Sharif.

Pendukung Khan mencalonkan diri sebagai independen karena mereka dilarang mengikuti pemilu oleh komisi pemilu karena tidak mematuhi undang-undang pemilu.

Meskipun Khan dilarang dan dipenjara karena berbagai tuduhan mulai dari membocorkan rahasia negara, korupsi, hingga pernikahan di luar hukum, jutaan pendukung mantan atlet kriket itu tetap memilihnya.

Namun, berdasarkan Undang-Undang Pemilu Pakistan, kandidat independen tidak berhak mendapatkan alokasi kursi cadangan, 70 kursi di antaranya dimaksudkan untuk didistribusikan sesuai dengan kekuatan partai. Partai Sharif bisa mendapatkan hingga 20 kursi tersebut.

Zulfi Bukhari, ajudan dekat dan penasihat media Khan, menginformasikan kepada Reuters bahwa partai tersebut akan segera mengumumkan bendera partai yang akan mereka ajukan kepada calon independen untuk bergabung. Di Pakistan, calon independen tidak memiliki kemampuan untuk membentuk pemerintahan sendiri dan harus bergabung dengan partai politik.

Pendukung Tehreek-e-Insaf (PTI) Pakistan dan partai-partai lain melakukan protes di luar kantor Petugas yang Kembali di Quetta pada 9 Februari 2024, menentang dugaan kecurangan dalam hasil pemilu nasional Pakistan. (Foto: AFP)
Pendukung Tehreek-e-Insaf (PTI) Pakistan dan partai-partai lain melakukan protes di luar kantor Petugas yang Kembali di Quetta pada 9 Februari 2024, menentang dugaan kecurangan dalam hasil pemilu nasional Pakistan. (Foto: AFP)

“Dan kami tidak takut jika kelompok independen pergi ke mana pun, karena mereka adalah orang-orang yang telah berjuang selama 18 bulan terakhir dan menanggung segala macam penyiksaan dan penindasan,” kata Bukhari kepada Reuters melalui pesan suara WhatsApp.

Siapa pun yang ingin membentuk pemerintahan berikutnya akan memerlukan dukungan dari partai-partai lain, karena tidak ada satu partai pun yang mendekati ambang batas kursi untuk mendapatkan mayoritas sederhana di parlemen.

Selain Khan dan Sharif, Partai Rakyat Pakistan yang dipimpin Bilawal Bhutto Zardari, putra Perdana Menteri Benazir Bhutto yang dibunuh, masih menjadi pemain utama dengan setidaknya 53 kursi. [ah/ft]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG