Kepresidenan Joe Biden kemungkinan akan mencakup keterlibatan AS yang lebih dalam dengan Asia Tenggara, demikian dikatakan sebagian analis. AS diperkirakan akan menawarkan perdagangan untuk ekonomi yang dilanda pandemi dan dukungan keamanan melawan China di kawasan itu namun juga mendatangkan pertanyaan yang tidak mengenakkan mengenai hak-hak dan demokrasi.
Asia Tenggara mengenal Biden sejak masa jabatannya sebagai wakil presiden dalam pemerintahan Presiden Barack Obama, yang dengan kebijakan "poros Asia" mencurahkan modal dan sumber daya diplomatiknya pada perdagangan strategis dan visi pertahanan untuk kawasan yang ingin mengembangkan ekonomi dengan 650 juta penduduknya serta menjadi penyeimbang kekuatan China.
Pendekatan Presiden Donald Trump terhadap 10 negara di Asia Tenggara itu telah menghasilkan penjualan alat pertahanan, kesepakatan perdagangan bilateral, dan janji dukungan dalam menghadapi Beijing yang makin berani dan telah meningkatkan pangkalannya di Laut China Selatan yang diperebutkan.
Namun, Trump juga mengancam negara-negara yang sama karena defisit perdagangan. Penarikan tiba-tiba dari Kemitraan Trans-Pasifik era Obama setelah pembicaraan bertahun-tahun tentang zona perdagangan tarif rendah terbesar di dunia membuat para sekutu di kawaan itu bertanya-tanya apakah AS masih bisa diandalkan sebagai mitra jangka panjang.
Para pemimpin ASEAN akhir pekan ini diperkirakan akan menandatangani kesepakatan perdagangan saingan, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, yang disepakati China. Beberapa analis memperkirakan di bawah pemerintahan Biden, Amerika akan menjadi sekutu yang lebih terlibat.
“Biden akan merekonstruksi politik luar negeri AS di Asia Tenggara,” kata Ade M Wirasenjaya, dosen Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. “Biden memiliki kharisma politik dengan Demokrat dan pendahulunya Obama. Ia akan lebih tenang dan membangun hubungan dengan cara multilateral daripada Trump. ”
Biden dan para pejabat tingginya juga akan hadir, kata Profesor Emeritus Carl Thayer dari Universitas New South Wales, di Australia. “Presiden terpilih Biden telah mengumumkan 'kita kembali!' artinya pejabat tinggi AS akan menghadiri pertemuan tingkat tinggi dengan rekan-rekannya dari ASEAN ,” katanya.
Trump tidak menghadiri beberapa KTT penting ASEAN, sementara China secara rutin mengirimkan para pemimpin puncaknya. [my/lt]