Kekerasan pecah lagi di Kirgistan hari Senin setelah polisi menggerebek sebuah desa etnis Uzbek di Selatan, menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai 23 lainnya.
Pejabat-pejabat Kirgistan mengatakan operasi hari Senin itu di desa Nariman dilakukan untuk mencari tersangka penjahat dan senjata. Tapi kelompok-kelompok HAM mengatakan penggerebekan dekat kota Osh itu dilakukan sebagai tanggapan tewasnya seorang polisi akhir pekan lalu.
Saksi-saksi mata mengatakan bentrokan senjata pecah setelah pasukan keamanan memasuki desa itu. Sedikitnya tujuh orang ditangkap dan kelompok-kelompok HAM mengatakan sejumlah orang dipukuli.
Wilayah Selatan tetap tegang menyusul bentrokan antara etnis Kirgis dan Uzbek yang pecah 10 Juni lalu di kota Osh dan Jalalabad dan menewaskan sekitar 2000 orang. Kira-kira 400 ribu orang melarikan diri menjauhi kekerasan, dan sebagian mereka mengungsi ke Uzbekistan; sebagian lagi berjejal di perbatasan. Banyak pengungsi Uzbek yang masih takut kembali ke rumah mereka.
Ketika mengunjungi wilayah Selatan hari Senin, presiden sementara Kirgistan Roza Otunbayeva bertekad tetap mengadakan referendum tentang konstitusi baru pada 27 Juni meskipun keadaan darurat masih berlaku di wilayah tersebut. Otunbayeva mengatakan penundaan akan mengakibatkan ketidakstabilitan lebih lanjut.