Para pejabat Mesir mengatakan, sekelompok wisatawan berada di kawasan terlarang ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan ke arah mereka hari Minggu (13/9), setelah keliru diduga kelompok teroris sehingga menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk dua warga negara Meksiko.
Kementerian Urusan Luar Negeri Mesir mengatakan, Senin, militer dan polisi sedang menarget para teroris yang menggunakan kendaraan yang mirip kendaraan yang digunakan mengangkut para wisatawan itu ketika melepaskan tembakan ke konvoi wisatawan tersebut di Farafra, di gurun barat Mesir.
Enam orang yang selamat dari penembakan itu mengatakan kepada dubes Meksiko untuk Mesir, konvoi mereka diserang pesawat dan helikopter.
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto menuntut penyelidikan atas penembakan maut yang juga menewaskan beberapa warga Mesir itu.
Dalam pesan Twitter, ia menulis, "Meksiko mengutuk tindakan terhadap warga kami dan menuntut pemerintah Mesir melangsungkan penyelidikan sungguh-sungguh atas apa yang terjadi.”
Rasha Azazi, seorang jurubicara Kementerian Pariwisata Mesir, mengatakan, perusahaan wisata yang terlibat tidak memiliki izin yang layak dan tidak memberitahu pihak berwenang bahwa sejumlah turis akan berada di kawasan Farafra. Azazi mengatakan kepada Associated Press bahwa semua perjalanan ke Farafra harus mendapat izin pihak berwenang.
Sepuluh orang lainnya terluka dalam aksi penembakan itu, termasuk sedikitnya lima warga Meksiko yang dirawat di sebuah rumah sakit dekat Kairo.