Pasukan Suriah yang didukung Rusia menyerbu sejumlah kota di provinsi barat laut Idlib, Rabu (15/1/2020). Serangan itu merusak gencatan senjata dan harapan warga sipil bahwa usaha PBB tentang bantuan lintas batas dapat membawa ketenangan dan kelegaan.
"Saya berada di kota untuk membawa putra saya ke klinik. Kemudian pesawat-pesawat tempur Rusia membom sebuah lokasi hanya 500 meter dari kami," kata Ahlam Alrasheed, seorang guru bahasa Arab yang mengelola sebuah pusat wanita yang didanai oleh kelompok amal Kristen, World Vision di Idlib.
"Ledakan itu menewaskan lima warga sipil, dan kami melarikan diri sebelum dokter sempat memeriksa anak saya."
Stasiun TV milik oposisi Suriah, Orient TV melaporkan, pesawat tempur Rusia dan unit artileri pemerintah Suriah mulai melanggar gencatan senjata pada Sabtu (11/1/2020), dimulai dari pedesaan Idlib dan Kota Maarat al-Nuaman, di selatan perbatasan Turki.
"Setidaknya 10 warga sipil tewas, termasuk sukarelawan kami, Shadi al-Asaad, ketika serangan udara menarget pasar dan daerah industri. Operasi pencarian dan penyelamatan akan terus berlanjut," kata Khaled Khatib, juru bicara Pertahanan Sipil Suriah yang dikenal sebagai pasukan "Helm Putihâ. [ps/ii]