Tentara Venezuela terlibat baku tembak selama tiga jam pada Minggu pagi (6/8) melawan sekelompok kecil pejuang anti-pemerintah yang memasuki sebuah pangkalan militer untuk mengobarkan pemberontakan, demikian pernyataan Presiden Nicolas Maduro.
Pasukan pemerintah menewaskan dua penyusup, melukai beberapa lainnya dan menangkap tujuh diantara mereka, meskipun sepuluh lainnya berhasil melarikan diri, demikian ujar Maduro dalam siaran mingguan di stasiun televisi pemerintah.
‘’Kami tahu tujuan mereka dan semua pasukan militer dan kepolisian sudah dikerahkan,’’ ujar Maduro. Ditambakannya, ia akan menyerukan dikenakannya “hukuman maksimum” terhadap mereka yang ikut serta dalam serangan teroris ini.”
Insiden itu terjadi Minggu pagi di markas militer Paramacay, di pusat kota Valencia. Warga yang tinggal di sekitar markas itu mengatakan mereka mendengar baku tembak mulai jam 4.30 pagi.
Sebuah video yang memperlihatkan lebih dari sepuluh laki-laki berpakaian seragam militer dan sebagian membawa senjata api, beredar luas di media sosial beberapa saat sebelum serangan terjadi. Dalam rekaman itu, seorang laki-laki yang memperkenalkan dirinya sebagai Kapten Juan Caquaripano mengatakan mereka adalah anggota militer yang menentang pemerintahan sosialis Maduro dan meminta unit militer untuk menyatakan pemberontakan terbuka. “Ini bukan kudeta,” ujar laki-laki itu. Ditambahkannya, “ini tindakan militer dan sipil untuk menegakkan kembali ketertiban konstitusi.”
Menteri Pertahanan Vladimir Padrino Lopez mengenali para penyerang itu sebagai kelompok ‘’paramiliter’’, dan mengatakan mereka adalah warga sipil yang mengenakan seragam militer. Ia tidak mengidentifikasi siapa saja mereka, tetapi mengatakan kelompok itu mencakup seorang letnan yang meninggalkan jabatannya. Ia menambahkan bahwa laki-laki yang merekam video itu adalah seorang mantan pejabat yang dipecat tiga tahun lalu karena melakukan pemberontakan dan pengkhianatan. (em)