Harian New Light of Myanmar milik pemerintah mengatakan pertempuran mulai tanggal 27 April ketika pasukan pemerintah membalas serangan terhadap pos militer oleh anggota Laskar Kemerdekaan Kachin di kota perbatasan utara. Harian itu mengatakan seorang anggota pemberontak ditangkap hidup-hidup dan militer sedang mengejar anggota pemberontak yang melarikan diri.
Lanan, seorang jurubicara Laskar Kemerdekaan Kachin, mengukuhkan pertempuran itu kepada VOA. Meski tidak memberi perkiraan mengenai jumlah korban, ia mengatakan korban jatuh di kedua belah pihak. Ia juga mengatakan, pasukan pemerintah bergerak semakin mendekati markas-markas Laskar Kemerdekaan Kachin dekat perbatasan Burma-Tiongkok.
Paling sedikit 60 ribu orang telah mengungsi sejak bulan Juni tahun 2011, ketika pertempuran pecah antara tentara dan pemberontak Kachin, yang mengakhiri 17 tahun gencatan senjata.
Sekjen PBB Ban Ki-moon menyerukan pengakhiran sengketa Burma dengan pemberontak suku dalam kunjungannya ke negara itu sebelumnya pekan ini.
Organisasi-organisasi hak azasi mengatakan bahwa, walaupun diadakannya reformasi politik Burma belakangan ini, hampir tidak ada kemajuan dalam pelanggaran hak azasi manusia yang dilakukan oleh militer negara itu.
Suku-suku bangsa di bagian utara negara itu telah lama menuduh pemerintah menindas mereka, dan telah berjuang untuk memperoleh otonomi yang lebih besar di negara-negara-bagian asal mereka.
Lanan, seorang jurubicara Laskar Kemerdekaan Kachin, mengukuhkan pertempuran itu kepada VOA. Meski tidak memberi perkiraan mengenai jumlah korban, ia mengatakan korban jatuh di kedua belah pihak. Ia juga mengatakan, pasukan pemerintah bergerak semakin mendekati markas-markas Laskar Kemerdekaan Kachin dekat perbatasan Burma-Tiongkok.
Paling sedikit 60 ribu orang telah mengungsi sejak bulan Juni tahun 2011, ketika pertempuran pecah antara tentara dan pemberontak Kachin, yang mengakhiri 17 tahun gencatan senjata.
Sekjen PBB Ban Ki-moon menyerukan pengakhiran sengketa Burma dengan pemberontak suku dalam kunjungannya ke negara itu sebelumnya pekan ini.
Organisasi-organisasi hak azasi mengatakan bahwa, walaupun diadakannya reformasi politik Burma belakangan ini, hampir tidak ada kemajuan dalam pelanggaran hak azasi manusia yang dilakukan oleh militer negara itu.
Suku-suku bangsa di bagian utara negara itu telah lama menuduh pemerintah menindas mereka, dan telah berjuang untuk memperoleh otonomi yang lebih besar di negara-negara-bagian asal mereka.