VATIKAN —
Paus Fransiskus I mengukuhkan kritik Vatikan terhadap sebuah lembaga yang merepresentasikan para biarawati AS, yang oleh Gereja dianggap ternodai feminisme “radikal”, menghapuskan harapan bahwa ia akan mengambil pendekatan lebih lunak kepada para suster tersebut.
Pendahulu Fransiskus, Benediktus, mengeluarkan keputusan bahwa Leadership Conference of Women Religious (LCWR), sebuah kelompok yang merepresentasikan lebih dari 80 persen dari 57.000 biarawati Katolik di Amerika Serikat, harus mengubah cara mereka. Keputusan tersebut, menurut Vatikan pada Senin (15/4), masih berlaku.
Tahun lalu, sebuah laporan Vatikan mengatakan bahwa LCWR memiliki “masalah-masalah doktrin serius” dan mempromosikan “tema-tema feminis radikal yang tidak sesuai dengan keimanan Katolik.” Vatikan mengkritik lembaga itu karena mengambil sikap lunak untuk isu-isu seperti pengaturan kelahiran dan homoseksualitas.
Para biarawati menerima dukungan di kalangan Katolik Amerika, terutama sayap kanan Gereja, dengan perjalanan para pemimpin LCWR ke seluruh Amerika dengan bus untuk membela diri melawan berbagai tuduhan.
Pada Senin, mereka bertemu dengan Uskup Gerhard Ludwig Mueller, kepala baru departemen doktrin di Vatikan, dan Uskup Peter Sartain dari Seattle, yang ditugasi oleh Vatikan untuk mengoreksi kesalahan kelompok tersebut.
Pihak Vatikan mengingatkan kelompok itu bahwa ini akan “tetap di bawah arahan Paus.”
Pernyataan dari LCWR mengatakan bahwa “pembicaraan berlangsung terbuka dan terus terang” dan “kami berdoa agar pembicaraan ini menghasilkan kebaikan bagi Gereja.”
Pada April 2012, departemen doktrin mengkritik LCWR karena menantang para uskup dan karena “diam terhadap hak hidup,” dengan mengatakan bahwa lembaga itu gagal membuat “pandangan Alkitab mengenai kehidupan keluarga dan seksualitas manusia” pusat agenda mereka.
Para suster itu mendukung reformasi kesehatan Presiden Barack Obama, termasuk kewajiban asuransi memasukkan pengaturan kelahiran, sementara para uskup menentangnya.
Para biarawati mengatakan laporan Vatikan salah paham atas niat mereka dan meremehkan kerja mereka untuk keadilan sosial.
Para pendukung mereka mengatakan perempuan-perempuan itu membantu citra Gereja di Amerika Serikat di tengah maraknya skandal seksual para pendeta. Mereka dipuji oleh banyak umat Katolik dan media karena upaya mereka dalam membantu kaum miskin dan sakit. (Reuters/Philip Pullella)
Pendahulu Fransiskus, Benediktus, mengeluarkan keputusan bahwa Leadership Conference of Women Religious (LCWR), sebuah kelompok yang merepresentasikan lebih dari 80 persen dari 57.000 biarawati Katolik di Amerika Serikat, harus mengubah cara mereka. Keputusan tersebut, menurut Vatikan pada Senin (15/4), masih berlaku.
Tahun lalu, sebuah laporan Vatikan mengatakan bahwa LCWR memiliki “masalah-masalah doktrin serius” dan mempromosikan “tema-tema feminis radikal yang tidak sesuai dengan keimanan Katolik.” Vatikan mengkritik lembaga itu karena mengambil sikap lunak untuk isu-isu seperti pengaturan kelahiran dan homoseksualitas.
Para biarawati menerima dukungan di kalangan Katolik Amerika, terutama sayap kanan Gereja, dengan perjalanan para pemimpin LCWR ke seluruh Amerika dengan bus untuk membela diri melawan berbagai tuduhan.
Pada Senin, mereka bertemu dengan Uskup Gerhard Ludwig Mueller, kepala baru departemen doktrin di Vatikan, dan Uskup Peter Sartain dari Seattle, yang ditugasi oleh Vatikan untuk mengoreksi kesalahan kelompok tersebut.
Pihak Vatikan mengingatkan kelompok itu bahwa ini akan “tetap di bawah arahan Paus.”
Pernyataan dari LCWR mengatakan bahwa “pembicaraan berlangsung terbuka dan terus terang” dan “kami berdoa agar pembicaraan ini menghasilkan kebaikan bagi Gereja.”
Pada April 2012, departemen doktrin mengkritik LCWR karena menantang para uskup dan karena “diam terhadap hak hidup,” dengan mengatakan bahwa lembaga itu gagal membuat “pandangan Alkitab mengenai kehidupan keluarga dan seksualitas manusia” pusat agenda mereka.
Para suster itu mendukung reformasi kesehatan Presiden Barack Obama, termasuk kewajiban asuransi memasukkan pengaturan kelahiran, sementara para uskup menentangnya.
Para biarawati mengatakan laporan Vatikan salah paham atas niat mereka dan meremehkan kerja mereka untuk keadilan sosial.
Para pendukung mereka mengatakan perempuan-perempuan itu membantu citra Gereja di Amerika Serikat di tengah maraknya skandal seksual para pendeta. Mereka dipuji oleh banyak umat Katolik dan media karena upaya mereka dalam membantu kaum miskin dan sakit. (Reuters/Philip Pullella)