Tautan-tautan Akses

Paus Belum Tanggapi Pengadilan atas Kardinal Senior dalam Kasus Pelecehan Seksual


Kardinal George Pell, pejabat tertinggi Gereja Katolik Roma yang dituduh melakukan pelanggaran seksual di Australia.
Kardinal George Pell, pejabat tertinggi Gereja Katolik Roma yang dituduh melakukan pelanggaran seksual di Australia.

Paus Fransiskus belum menanggapi perkembangan terbaru terkait Kardinal George Pell, pejabat tertinggi Gereja Katolik Roma yang dituduh melakukan pelanggaran seksual, yang diadili di Australia.

Reporter VOASabina Castelfranco melaporkan dari Roma, seruan makin keras bagi upaya lebih besar di seluruh dunia untuk memberantas pedofilia di Gereja Katolik Roma.

Kehadiran polisi cukup signifikan untuk mengawal Kardinal George Pell yang berusia 76 tahun masuk ke dalam mobil seusai sidang pengadilan di Mahkamah County negara bagian Victoria di mana ia akan menghadapi dua proses pengadilan atas tuduhan beberapa pelanggaran seksual.

Bulan Maret 2016 ia memberikan kesaksian di sebuah hotel di Roma melalui tautan video dengan Australia dan bertemu dengan para korban pelanggaran seksual, namun kata-kata yang diucapkannya tidak banyak berarti bagi para penuduhnya.

“Saya baru saja menemui belasan penyintas Ballarat, mendukung orang dan petugas, dan saya mendengarkan kisah dan penderitaan mereka. Sangat menyedihkan,” ujar Pell.

Di Vatikan tidak banyak reaksi kecuali mengatakan bahwa cuti yang diberikan kepada Kardinal Pell agar ia dapat membersihkan namanya masih berlaku.

Di Lapangan Saint Peter hari Minggu, Pastur Fortunato Di Noto dan para anggota “Meter,” perhimpunan untuk memberantas pelanggaran seksual anak-anak, merayakan Hari Dunia untuk anak-anak korban pedofilia yang ke-22. Ia mengatakan Gereja telah berusaha, tetapi menurutnya, masih ada kantong-kantong bisu ketidakpedulian.

“Banyak lagi yang dapat dilakukan untuk menciptakan kesadaran. Ini adalah tanggung jawab bersama karena pedofilia adalah masalah global,” tutur Pastur Di Noto.

Seorang korban pelanggaran seksual oleh pastur di Chile, yang diundang Paus Fransiskus ke Vatikan, sependapat dengan Pastur Di Noto.

“Para korban di seluruh dunia perlu dipercaya, dihargai, dan dirawat, dengan cara yang selayaknya dilakukan Gereja,” kata Juan Carlos Cruz, seorang penyintas pelecehan seksual di gereja.

Juan Carlos Cruz dan dua penyintas pelanggaran seksual berkesempatan melakukan pertemuan pribadi dan secara kelompok selama beberapa hari dengan Sri Paus, yang seperti pendahulunya Paus Benediktus, telah menjanjikan toleransi nol pada pelanggaran seksual oleh pastur. Cruz mengatakan Sri Paus membuat pertemuan mereka menjadi sesuatu yang sangat konstruktif.

“Selama hampir sepuluh tahun kami diperlakukan sebagai musuh, karena kami berjuang melawan pelanggaran seksual di Gereja atau upaya untuk menutup-nutupinya. Selama beberapa hari kami melihat wajah Gereja yang bersahabat, sama sekali berbeda dengan yang kami saksikan sebelumnya. Sri Paus secara resmi minta maaf kepada kami,” imbuh Cruz.

Para korban di Chile, sebagaimana banyak lainnya di seluruh dunia, sekarang berharap Sri Paus akan mengambil tindakan konkret untuk mengakhiri yang mereka sebut sebagai wabah pelanggaran seksual dan upaya menutup-nutupinya di Gereja Katolik. Kalau tidak, kata mereka, perbincangan mereka dengan Sri Paus akan sia-sia. [ds]

Recommended

XS
SM
MD
LG