Pakar-pakar independen hak asasi manusia PBB hari Jumat (25/9) mendesak pemerintah Belarus agar membebaskan anggota oposisi terkemuka Maria Kolesnikova. Mereka mengatakan, ia menghadapi hukuman penjara lima tahun setelah dituduh merongrong keamanan nasional.
Musisi dan aktivis politik itu baru-baru ini dipenjara di tengah protes massa menentang presiden otoriter negara itu, Alexander Lukashenko, yang terpilih kembali pada 9 Agustus dalam pemilu yang menurut lawan-lawannya dicurangi. Menurut para pakar HAM itu, Kolesnikova "diculik dari jalan" di Minsk, ibu kota negara itu pada 7 September. Ia diancam dibunuh atau dideportasi dan diam-diam dipenjara.
Pernyataan itu menyebutkan, setelah tiga hari tanpa informasi mengenai keberadaannya, pihak berwenang mengumumkan bahwa Kolesnikova berada dalam tahanan, menunggu prasidang. Ditambahkan, pada 16 September, ia secara resmi didakwa.
Dalam pernyataan, para pakar HAM itu juga mengatakan bahwa mereka menginginkan pihak berwenang mengadili mereka yang bertanggung jawab atas hilangnya Kolesnikova. Mereka mencatat, Kolesnikova telah berkampanye untuk kandidat oposisi Sviatlana Tsikhanouskaya, yang pergi menyelamatkan diri bersama anak-anaknya ke Lituania.
Kolesnikova adalah anggota penting dewan yang dibentuk oposisi untuk mendorong diadakannya pemilu baru. Secara terpisah, aktivis lain, Olga Kovalkova, mengatakan pihak berwenang memaksanya keluar dari negara itu dan ia diturunkan di perbatasan Polandia.
Presiden Lukashenko mengatakan ia menang telak dalam pemilu 9 Agustus. Ia memulai awal masa jabatan keenamnya Rabu lalu, setelah dilantik dalam upacara yang diadakan secara diam-diam. Presiden yang telah 26 tahun memerintah Belarus itu mengatakan para demonstran didukung oleh kekuatan asing.[ka/pp]